Super Garuda Shield (SGS) merupakan program Latihan Militer Gabungan Bersama (Latgabma) tahunan yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Indonesia Pasifik Amerika Serikat (INDOPACOM). Latihan ini merupakan program tahunan yang sudah dilaksanakan dan berkembang secara signifikan sejak tahun 2009.
Pada tahun ini, SGS diselenggarakan di Lapangan Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) 5 Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Latihan dilaksanakan selama 14 hari sejak 31 Agustus 2023 hingga 13 September 2023.
Menurut penyampaian Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dalam sambutannya, pelaksanaan Latgabma SGS 2023 bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bilateral antar militer dan hubungan militer yang positif, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi gabungan, prosedur staf memanfaatkan kemampuan kodal dari fungsi gabungan yaitu Mabes Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kopassus TNI. Selain sebagai sarana kerja sama, SGS juga memiliki dampak positif dalam peningkatan interoperability TNI dan US INDOPACOM, utamanya dalam hal kapasitas untuk perencanaan operasi gabungan bersama.
Latgabma multilateral SGS 2023 sendiri terdiri beberapa tahapan, salah satunya yaitu sea phase. Pada tahap latihan sea phase, TNI AL mengerahkan beberapa alutsista kapal perang seperti KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Sultan Hasanudin-336, KRI Surabaya-591, KRI Tombak-629, dan KRI Teluk Banten 516.
Tak tanggung-tanggung, TNI AL juga melibatkan ribuan prajurit TNI AL dan beberapa material tempur ketika pelatihan pendaratan amphibi di Pantai Banongan. Beberapa material tempur yang digunakan yaitu tank amphibi, LVT, dan KAPA sedangkan Amerika Serikat mengerahkan USS Green Bay serta Singapura mengerahkan RSS Endeavour dan RSS Vigour.
Tentunya mereka sangat menghargai dan percaya bahwa TNI AL memang layak sebagai pemimpin pada tahap sea phase di SGS 2023 ini. Hal ini logis karena pelaksanaan kegiatan diadakan di Indonesia, tentunya para pejabat militer dari berbagai negara tersebut mengakui bahwa Indonesia lah yang paling layak dan paling memahami area operasi berlangsungnya kegiatan.
Dengan demikian, tak heran jika semua negara peserta mempercayakan Indonesia sebagai pemimpin.
Pada tahap sea phase yang dipimpin oleh Indonesia tersebut juga terdiri dari beberapa serial yang terdiri dari unsur-unsur militer dari negara peserta. Unsur-unsur tersebut meliputi TNI AL dari Indonesia serta MISCEX 832 -- Screen Exercise, Recognized Air Picture (RAP), ADEX 322 -- Single Aircraft Attack on HVU, Damage Control Exercise (DCEX), PHOTOEX, GUNEX, dan Amphibious Assault dari Amerika dan Singapura.
Selain sea phase, terdapat beberapa tahapan latihan lain yang melibatkan 3 matra TNI yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Ribuan prajurit pun dikerahkan baik dari kalangan TNI maupun anggota militer negara-negara kawasan Indo-Pasifik seperti Amerika Serikat (US), Australia, Jepang, Singapura, Inggris, dan negara pengamat dari Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Perancis, Jerman, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Leste.
Dengan berbagai kegiatan yang telah terlaksana pada SGS 2023 ini telah menjadi bukti baiknya kualitas militer Indonesia utamanya TNI AL sehingga dapat dipercaya oleh berbagai negara. Harapan ke depannya yaitu Tentara Nasional Indonesia dapat lebih maju lagi sehingga dapat membentuk Indonesia menjadi negeri yang lebih tangguh dan dapat memperkokoh aspek kehidupan lainnya.