Nah, sekarang coba dipikir lagi apakah setiap dua benda yang bermuatan akan selalu tarik-menarik atau tolak-menolak? Jawabannya tentu tidak, tergantung jaraknya dong ya. Kalau benda satunya di Malang dan satunya di Boston ya jelas nggak bakalan berinteraksi jika bendanya hanya sebesar bola kelereng dengan muatan yang kecil.
So, suatu benda bermuatan bisa terpengaruh oleh benda bermuatan lainnya itu karena apa dong? Jawabannya karena adanya medan listrik. Secara umum medan listrik itu dapat didefinisikan sebagai daerah yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Jadi, benda bermuatan itu akan mempengaruhi daerah di sekitarnya yang mana besar pengaruhnya berbeda-beda bergantung pada titik mana di sekitar benda bermuatan tersebut.
Untuk mengetahui pengaruh benda bermuatan tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda bermuatan lain yang disebut dengan muatan uji. Coba deh lihat gambar ini dulu:
Oke, jadi misal di suatu ruangan terdapat sebuah benda bermuatan Q. Di sekitar benda Q tersebut terdapat sebarang titik yang dipengaruhi oleh muatan Q. Namun, kita tidak tau bagaimana pengaruhnya jika kita tidak meletakkan benda bermuatan lain pada ruangan tersebut. Bahkan, kita akan mengira bahwa benda Q di ruangan tersebut tidak ada walaupun sebenarnya ada.
Oleh karena itu, diletakkan benda lain yang bermuatan q untuk mengetahui bagaimana pengaruh benda Q terhadapnya atau minimal sebagai tanda kalau benda Q itu ada. Nah, setelah diletakkan benda q dengan jarak tertentu terhadap benda Q, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh benda Q terhadap benda q yang disebut dengan medan listrik.
Tuhan itu Wujud
Lah terus hubungannya dengan wujudnya Tuhan apa? Jadi gini, pernah dengar kan tentang sifat-sifat wajib Allah yang jumlahnya ada 20 dengan sifat pertamanya adalah sifat 'wujud' yang berarti 'ada'? Kata guru saya, dalil dari sifat wujudnya Allah yaitu "wujudul 'alam" yang berarti adanya alam semesta atau adanya makhluk.
Dulu sih menjelaskannya begini, misalkan kursi, kita tau wujudnya kursi itu tidak mungkin ada tanpa adanya yang menciptakan yaitu tukang. Kalau kursinya nggak ada, tukangnya masih tetap ada karena boleh jadi tukangnya membuat meja bukan kursi, hehe bercanda. Hmm... analogi ini benar tetapi mungkin agak ngambang di pikiran kita (saya). Saya kira akan lebih jelas jika dianalogikan dengan konsep medan listrik (nggak harus listrik doang sih, medan apa aja lah ya, magnet boleh, gravitasi boleh, dll.).
Intinya, medan listrik itu akan tetap ada meskipun ada atau tidaknya muatan uji. Muatan uji hanya sebagai tanda adanya medan listrik yang berarti ada suatu benda bermuatan di daerah tersebut. Sebagaimana Tuhan yang tetap ada meskipun ada atau tidaknya makhluk. Makhluk hanya sebagai tanda bahwa Tuhan itu ada. Andai tidak ada makhluk pun, Tuhan juga tetap ada.
Namun, bagaimanapun juga Tuhan tidak bisa dianalogikan dengan medan magnet karena Tuhan itu "Laisa kamitslihi syaiun" yang berarti tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Medan listrik dari suatu muatan itu hanya terbatas hingga jarak tertentu bergantung pada besarnya muatan listriknya. Sedangkan kuasa Allah itu Maha Luas dan tidak terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H