Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM disebabkan pengalihan dana subsidi BBM ke dana Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan tersebut rencananya akan mulai disalurkan pada bulan September hingga empat bulan ke depan. Pengalihan dana tersebut karena selama ini subsidi BBM sebagian besar justru dinikmati oleh kalangan yang sebetulnya mampu seperti para pemilik mobil.
Kenaikan harga BBM meberikan dampak secara langsung bagi masyarakat. Dampak nyata yang akan dirasakan masyarakat yaitu naiknya tarif kendaraan umum. Selain itu, dampak nyata dalam perekonomian nasional yang mungkin akan dihadapi yaitu naiknya tingkat inflasi dan suku bunga acuan, memicu terjadinya stagflasi, serta penekanan pasar saham.
Setelah diresmikannya kebijakan tersebut, reaksi masyarakat pun memuncak. Banyak masyarakat dari berbagai kalangan seperti pemilik warteg mengancam adanya kenaikan harga. Tidak hanya harga makanan di warteg, naiknya harga BBM juga akan memicu kenaikan berbagai jenis kebutuhan.
Masyarakat dari berbagai kalangan utamanya buruh menyikapi hal tersebut dengan melakukan demonstrasi di berbagai daerah. Bahkan, hari ini (06/09/2022) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bernecana melaksanakan demosntrasi massal dengan mengerahkan 2000 anggota. Tak hanya PMII, para buruh juga akan melakukan demonstrasi besar-besaran pada hari ini (06/09/2022) di 33 provinsi di Indonesia.
Kegiatan demonstrasi tersebut bertujuan agar pemerintah mengkaji ulang kebijakan kenaikan harga BBM yang telah diresmikan. Apabila pemerintah tidak mendengar suara rakyat pada demonstrasi yang dilakukan, maka KSPI dan Partai Buruh berencana akan melaksanakan aksi lanjutan. Dalam hal ini, pemerintah perlu menyiapkan upaya yang akan dilakukan ke depannya sebagai tanggapan atas aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H