Mohon tunggu...
Riska Aulia
Riska Aulia Mohon Tunggu... Ilmuwan - PIAUD UIN Malang

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Intervensi pada Gangguan Penglihatan dan Temper Tantrum Anak Usia Dini

11 Desember 2020   07:48 Diperbarui: 11 Desember 2020   08:18 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

A. Gangguan Penglihatan/Kebutaan

Mata merupakan salah satu panca indra yang mana fungsinya sangat penting sekali untuk kehidupan. Sangat tidak enak sekali jika mata kita terkena gangguan, dimana mata merupakan suatu pusat control kita untuk menyalurkannya ke otak. Masalah atau gangguang penglihatan pada anak usia dini sendiri susahnya mereka untuk dapat membedakan benda atau suatu hal berdasarkan warna, bentuk maupun ukuran. Tidak hanya itu anak usia dini biasanya juga merasa sulit untuk mengamati benda secara jelas.

Gejala-gejala yang nampak diantara lain seperti:

  • Tidak seirasnya mata dalam bergerak
  • Sakit kepala, karena mata saling berkontribusi dengan otak sebagai pusat control.
  • Mual, biasanya anak mulai tidak nafsu makan karena perutnya sakit dan selalu ingin muntah.
  • Matanya disipitkan
  • Sering menggosok mata, atau biasanya sering keluar air mata pada anak
  • Terlalu dekat saat menonton TV atau gadged

Pada gangguan penglihatan dapat menyebabkan gangguan pada ingatan. Gangguan ingatan tersebut yakni:

  • Tidak mampunya anak dalam menyebutkan benda yang ada angkanya.
  • Anak tidak dapat menjabarkan benda seperti bentuknya, warnanya, fungsinya dll.
  • Anak tidak mampu dalam mengurutkan gambar yang diacak
  • Anak tidak dapat melihat yang guru tulis di papan tulis.

Kelainan-kelainan pada mata sangat banyak, tetapi yang perlu kita ketahui secara garis besar dimana kelainan itu sangat berpengaruh bagi tuumbuh dan kembang si anak. Gangguan pada penglihatan anak usia dini wajib kita ketahui sedini mungkin, biasanya terjadi pada anak pada usia 5 tahun sampai usia 6 tahun. Kasus ini harus ditangani sedini mungkin paling tidak control ke spesialis mata anak, guna agar masalah komplikasi tersebut tidak melebar atau meluas pada mata.

B. Gangguan Temper Tantrum

Temper tantrum adalah luapan emosi dimana emosi tersebut menjadi-jadi dan tidak bisa dikontrol pada anak anak usia dini atau anak prasekolah, biasanya dia akan meluapkan emosinya secara ekstrem dan sangat agresif. Pada anak yang sangat aktif dan energik tantrum biasanya terjadi. 

Biasanya amarah yang dilakukan anak antara lain seperti menangis, merusak atau membanting benda, bahkan sampai melukai dirinya sendiri seperti memukul dirinya, membanting badannya bahkan kepalanya ke lantai. Kejadian ini biasanya terjadi pada anak berusia 15 bulan sampai 6 tahun. Menurut Hasan dalam Maimunah 2009  bahwanya penyebab dari anak anak yang temper tantrum adalah karena anak yang tidak bisa menungkapkan ekspresi yang dia inginkan nah maka dari itu anak melalukan hal tersebut guna mengekspresikan emosinya.

Gejala-gejala yang nampak pada gangguan temper tantrum yakni:

  • Anak kebiasaan tidur, makan, buang air besar dan kecil yang tidak teratur
  • Dengan orang-orang baru anak sulit berinteraksi
  • Lambatnya anak dalam beradaptasi
  • Mood anak terlalu negative terus menerus
  • Anak sangat mudah sekali marah atau kesal
  • Susahnya anak dalam mengontrol emosinya.

Adanya gangguan tantrum pasti ada penyebab diantaranya yakni:

  • Kelelahan, anak yang lelah selalu menolak saat merespons, hal tersebut yang membuatnya jengkel pada orang disekitarnya
  • Frustasi, anak rentan sekali untuk frustasi dikarenakan anak tidak merasa tugasnya terpenuhi denagan baik.
  • Marah, anak kerap sekali marah
  • Anak merasa tidak aman
  • Anak mengalami tekanan baik dirumah ataupun di sekolah.

Intervensi atau cara mengatasi temper tantrum pada anak yakni:

  • Sebagai orangtua kita wajib mengetahui dulu penyebab-penyebab tantrum sebelumnya dan menghindarkan hal tersebut pada si anak.
  • Alihkan perhatian si anak pada hal-hal yang lebih meyebangkan.
  • Jauhkan benda-benda yang sekiranya berbahaya untuk anak agar tidak langsung dibanting saat dia marah.
  • Jauhkan anak dari keramaina jika dirasa anak tidak bisa tenang.
  • Tunjukkan bentuk kasih sayang lebih untuk anak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun