Beliau adalah Pak Jaja yang dimana beliau sudah berjualan sejak tahun 2010. Pak jaja adalah seorang pedagang gorengan dengan gerobak yang keliling di daerah rancaekek. Pak Jaja memulai jualan dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore bahkan lebih, cuaca panas dan juga dinginnya saat musim hujan tidak membuat Pak Jaja menyerah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pak Jaja memiliki keluarga kecil yang dimana istri nya membantu untuk membuat adonan gorengan dirumah, dan Pak Jaja memiliki satu orang anak yang dimana anak Pak Jaja sudah menikah dan sudah tidak tinggal bersama dengan Pak Jaja, walaupun sudah tidak tinggal bersama tetapi sang anak selalu menjenguk Pak Jaja dan sang istri sebulan sekali.
Saat saya membeli gorengan nya tersebut sangat terpancar kegembiraan dari wajah Pak Jaja. Tidak sedikit orang-orang yang sudah langganan membeli gorengan Pak Jaja karena memang rasa nya yang enak dan murah, tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang tidak membeli gorengan Pak Jaja ini.
Dengan usia yang memang sudah cukup berumur Pak Jaja selalu semangat untuk berjualan, setiap ada yang membeli dagangannya Pak Jaja selalu melayani pelanggan dengan ramah, selain ramah Pak Jaja juga selalu memberi gorengan nya kepada orang-orang yang memang membutuhkannya. Karena menurut Pak Jaja walaupun ia hidup memang pas-pasan tetapi tidak ada salah nya jika bersedekah kepada orang yang membutuhkan walaupun itu hanya sedikit yang penting kita memberi nya dengan ikhlas.
Keadaan ekonomi yang pas-pasan tidak membuat Pak Jaja ini melupakan caranya menjadi manusia. Ketika sebagian orang hanya mengacuhkan pengemis atau pengamen, Pak Jaja dengan keikhlasan nya selalu memberikan gorengan kepada mereka, bahkan sesekali juga ada anak-anak yang meminta gorengan kepadanya. Dengan baik hatinya Pak Jaja selalu menyapa mereka dengan ramah. Â " saya ga tega kalo liat orang-orang yang kelaperan apalagi anak-anak yang masih kecil sudah hidup dijalanan". Ujar Pak Jaja
Kini Pak Jaja tinggal hanya berdua dengan istri nya, karena Pak Jaja hanya memiliki satu anak perempuan yang dimana sudah menikah dan harus ikut tinggal bersama sang suami. Saat dulu Pak Jaja juga sempat menjadi penjahit dirumah nya selama 2 tahun karena saat itu penglihatan Pak Jaja masih jelas dan sekarang karna sudah berumur Pak Jaja memutuskan untuk berhenti menjadi seorang penjahit.
Dengan banyaknya rasa suka duka yang dialami oleh Pak Jaja tidak menjadikan beliau lupa akan kewajibannya sebagai seorang ayah dan suami yang harus mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Sosok Pak Jaja ini menggambarkan betapa besarnya perjuangan seorang ayah dan suami demi mempertahan hidup untuk keluarganya terutama untuk istrinya. Banyak beban berat dikehidupannya tidak membuat menyerah untuk terus berjuang demi keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H