Ada yang memberikan waktu maksimal 1 jam hingga 90 menit. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan kuasa kepada orangtua untuk membatasi konten-konten yang tidak diinginkan.Sehingga konten yang muncul pada akun TikTok milik anak sudah terfilter sesuai umurnya.
" Sarana edukasi dalam tiktok berupa edukasi informal pengetahuan umum dan spesifik sesuai konten yang disajikan oleh si pengguna. WHO dan kepolisisian daerah menggunakan tiktok untuk sarana edukasi seputar covid 19 dan tertib mematuhi protocol kesehatan 5 M," ujar Krisnani.
Banyak dari para pengguna tiktok bukan hanya sekedar membagikan postingan yang menyenangkan,tapi mereka juga membagikan beberapa hal yang bermanfaat bagi para penontonnya. Misalnya membagikan tutorial memasak,memilih baju untuk bepergian,kerja dan lainnya,ada juga akun yang memberikan edukasi kepada penonton untuk belajar pengucapan bahasa inggris yang benar dan bahasa jepang.
Selain itu para pengguna tiktok dapat membangun brand image mereka dengan mengunggah video bisnis di tiktok,apalagi pada masa pandemic banyak orang orang yang dilarang untuk bepergian keluar rumah,jadi mereka bisa meembeli seperti pakaian dan lain sebagainya setelah melihat video yang direkomendasikan oleh tiktok.
Namun dibalik itu ada dampak negative dari tiktok yaitu keinginan untuk viral menjadikan beberapa orang rela membuat berbagai video yang tidak layak untuk ditampilkan seperti bergoyang dengan pakaian terlalu vulgar ataupun beradegan yang tidak pantas untuk ditonton, selain itu banyak juga yang berkomentar yang dapat menyinggung orang lain dengan kata kata yang seharusnya tidak mereka katakan. (KLA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H