Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. DM dapat disebabkan secara umum oleh dua hal yaitu karena menurunnya kemampuan tubuh dalam menghasilkan insulin (DM Tipe I) atau hilangnya kemampuan tubuh untuk merespon insulin (DM Tipe II). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan pengidap DM terbesar setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2030, WHO memprediksi akan terjadi peningkatan signifikan dari penderita DM di Indonesia sebesar 21.3 juta jiwa.
DM ditandai dengan tiga tanda umum yang dapat diamati yaitu poliuri (sering berkemih), polifagi (sering merasa lapar) dan polidipsi (sering merasa haus). DM apabila tidak disertai perubahan pola hidup sehat dan penanganan yang tepat dapat berkembang menjadi komplikasi.
"Pemeriksaan rutin kadar gula dalam darah dan deteksi dini DM merupakan kunci penting untuk mencegah perkembangan DM menjadi penyakit komplikasi. Bagi individu yang berisiko mengalami DM harus dilakukan pencegahan primer melalui penerapan pola hidup sehat dan perubahan diet. Sementara pada pasien yang telah terdiagnosis DM harus dapat dilakukan tindakan sekunder untuk mencegah perkembangan penyakit. Tindakan sekunder dilakukan melalui perubahan pola hidup, menjaga asupan nutrisi dan diet yang tepat serta penanganan secara farmakologis untuk menjaga kadar gula darah agar tetap terkontrol", jelas Ninis Yuliati S.Si., M.Kes., Apt di sela-sela acara pengabdian Insitut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata bersama Lions Club Surabaya Shining dan Lions Club Kediri Kilisuci di Desa Puncu, Kabupaten Kediri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H