Mohon tunggu...
Siti Yuni Awaliyah
Siti Yuni Awaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi semester 2, Program Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Cinta Akan Perdamaian

30 Juni 2024   20:46 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Allah mengingatkan manusia melalui ayat ini untuk memasuki agama Islam dengan sepenuh hati (kaffah), yang mencakup implementasi nilai-nilai Islam seperti perdamaian. Dengan perdamaian yang terwujud dalam kehidupan, semua sektor kehidupan seperti pembangunan dan ketenangan dalam beribadah dapat berjalan dengan baik.

Ibadah di tengah-tengah perdamaian yang bebas dari konflik dan peperangan memberikan pengalaman yang mendalam. Di saat perang, kita tidak dapat beribadah dengan ketenangan seperti ini.

Oleh karenanya nikmat perdamaian yang merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai Islam ini harus terus kita pertahankan Bukan hanya mendapatkan efek positif dalam kehidupan dunia, perdamaian juga merupakan sebuah sikap yang memiliki nilai pahala.

Rasulullah sendiri menyebutkan bahwa ketika seseorang mampu mewujudkan perdamaian, maka pahalanya akan bisa melebihi pahala shalat, zakat, dan sedekah. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw melalui hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi

: " أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلَاةِ، وَالصِّيَامِ، وَالصَّدَقَةِ؟ " قَالُوا: بَلَى. قَالَ: " إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ. وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ " . "

Artinya: Maukah jika aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah? Para sahabat berkata, Tentu ya Rasulullah. Beliau bersabda: Mendamaikan orang yang sedang berselisih. Rusaknya orang yang berselisih adalah pencukur (mencukur amal kebaikan yang telah dikerjakan)."

Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa Nabi Muhammad sangat mendorong kita untuk menjadi pembawa perdamaian. Ini sejalan dengan misi beliau sebagai penyempurna akhlak yang mulia. Individu yang menekankan perdamaian menunjukkan akhlak yang baik dengan memberi contoh dalam menyebarkan kasih sayang dan menghindari permusuhan.

Di negara kita, yang dikaruniai Allah dengan keanekaragaman suku, agama, budaya, dan adat istiadat, prinsip perdamaian dalam perbedaan harus terus kita pegang dan tanamkan bersama. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang

 Bukan kepada sesama umat Islam saja, namun kepada seluruh masyarakat yang ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita perlu mengingat firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13:

ٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْر

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun