Momen kelulusan siswa SLTA selalu identik dengan hura-hura, dan aksi corat coret baju. Bukankah lebih baik mengucap syukur atas apa yang telah kita raih yaitu kelulusan, dan lagi pula bukankah sebelum Ujian Nasional dilaksanakan, kita selalu tak pernah ada hentinya untuk berdoa meminta kepada yang maha pengabul doa supaya ujian kita berjalan dengan lancar dan supaya kita mendapat hasil yang maksimal. Tapi itu semua agaknya tidak berlaku untuk sebagian siswa SLTA di jaman sekarang, aksi corat coret lah yang lebih mereka pilih ketimbang mengadakan syukuran bersama teman seperjuangannya. Miris banget rasanya melihat hal seperti ini, sangat disayangkan menurut saya, karena aksi corat coret ini sedikit manfaatnya atau bahkan tidak ada sama sekali manfaatnya, hanya saja itu merupakan sebuah trend yang sudah menjadi kebiasaan para pelajar yang baru saja melaksanakan Ujian Nasional dan kebiasaan ini susah untuk dihilangkan.
Akan tetapi ada juga yang merayakan momen kelulusan dengan mengadakan acara di sekolah seperti doa bersama serta acara syukuran, itu merupakan rasa syukur atas apa yang telah mereka raih yaitu kelulusan, menurut sebagian siswa yang pernah saya temui, mereka berasumsi, bahwa aksi corat coret itu tidak ada manfaatnya, menurut mereka sayang banget kalau baju yang dulu selalu menemani mereka di sekolah harus dikorbankan dengan cara di corat coret, walaupun aksi itu bagian dari kenangan yang tidak akan mereka lupakan, tapi menurut sebagian tadi, mereka lebih senang jika baju yang dulu mereka kenakan bisa mereka sumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan, dengan begitu apa yang dulu pernah mereka pakai masih ada manfaatnya buat orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H