Mohon tunggu...
Lia AnggreaniNapitupulu
Lia AnggreaniNapitupulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Maraknya Kasus Kenakalan Remaja, Peran Orangtua Sangat Berpengaruh

17 Desember 2022   11:29 Diperbarui: 20 Desember 2022   09:29 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Penulis: Lia Anggreani Napitupulu | Dr. Gustianingsih, M.Hum

Remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat rentan melakukan perilaku yang kurang baik dan mengakibatkan keresahan pada masyarakat setempat. Sebagaimana diketahui bahwa remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena remaja itu beranggapan akan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum, yakni nilai dan norma yang diakui masyarakat. Perbuatan tersebut bisa ditujukan kepada orang lain, binatang, atau barang yang bisa menimbulkan bahaya atau kerugian bagi pihak lain. Kenakalan remaja sudah menjadi gaya hidup anak muda dimasa sekarang ini.Ulah para remaja yang tentunya masih dalam masa pencarian jati diri sering mengusik ketenangan ataupun ketentraman orang lain. Seperti contohnya sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti meminum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, dan yang paling sering dilakukan pada remaja saat ini yaitu tawuran antar pelajar.

Salah satu faktor kenakalan remaja adalah disebabkan oleh keluarga, karena keluarga tidak harmonis, kurang kasih sayang, terbiasa di manja ataupun di didik terlalu keras. Saat di rumah, remaja jarang berinteraksi dengan keluarga terutama dengan orang tua. Mereka berbicara hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan materi saja dan orang tua ataupun saudara tidak ada yang mau tahu bagaimana keadaan atau perasaan remaja. Saat berada di rumah pun remaja lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendiri di kamar. Selain itu, karena orang tua sibuk bekerja, ketika pulang ke rumah masih tetap sibuk dengan aktivitas masing-masing sehingga tidak ada pola interaksi dalam keluarga bahkan cenderung acuh terhadap kondisi keluarga, mengabaikan tugas dan peran orang tua dalam memperhatikan anaknya yang sudah beranjak remaja. Karena kurangnya perhatian dan interaksi dalam keluarga, remaja cenderung menghabiskan waktunya di luar rumah. Biasanya mereka nongkrong hingga larut malam, ikut balapan liar, bolos sekolah, merokok, berkelahi, bahkan sampai merusak fasilitas-fasilitas umum. Hal ini tentu saja berdampak pada perilaku remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan yang lebih besar lagi, misalnya mencuri, minum-minuman keras, memakai obat-obatan terlarang, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap tumbuh kembang seorang anak agar tidak terhanyut oleh modernisasi zaman yang menyebabkan maraknya terjadi kenakalan remaja. Apa saja peranan orang tua dalam menanggulangi kenakalan remaja?

Orang tua sebagai pendidik serta sekolah pertama bagi seorang anak mesti menanamkan kepada mereka tentang hal-hal yang dianjurkan serta dilarang dalam norma sosial serta norma agama agar seorang anak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Orang tua juga harus mampu menjalin komunikasi interpersonal dengan anak. Disini orang tua harus bisa berperan sebagai teman, orang tua harus selalu ada disisi mereka, entah selalu bertanya tentang keseharian remaja tersebut dan dapat senantiasa memberi solusi dalam kesulitan serta menghibur dikala sedih. Dengan hadirnya orang tua sebagai teman maka membuat remaja merasa tenang dan merasa bahagia walaupun ada-ada saja masalah yang timbul. Dengan hadirnya orang tua sebagai teman dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja yang dipicu oleh konflik-konflik atau masalah-masalah sosial yang timbul baik dari dirinya sendiri ataupun dari lingkungan sosialdi sekitar mereka.

Selain itu, orang tua juga harus menciptakan suasana harmonis di dalam rumah. Tentunya dengan Suasana yang harmonis di dalam rumah mampu menghindarkan seorang anak remajadari kegelisahan serta tekanan yang menyebabkan ketidakstabilan emosi dalam dirinya. Orang tua juga berperan sebagai pendorong. Setelah melakukan kenakalan, remaja tersebut masih bisa direhabilitasi dengan cara orang tua memberikan dorongan terus menerus kepada remaja agar kembali ke jalan yang benar, namun tidak boleh dengan kekerasan atau paksaan melainkan dengan cara lembah-lembut. Namun apabila belum melakukan kenakalan, orang tua juga harus tetap memberikan dorongan dan motivasi agar remaja tersebut tetap berada dalam keadaan yang baik dan tidak melakukan kenakalan.

Jika setiap orang tua memenuhi perannya terhadap anak-anaknya, terkhusus anak remaja, anak remaja tersebut akan memiliki sikap dan moral yang baik serta mengerti bagaimana memilih pergaulan yang baik, sehingga terhindar dari kenakalan remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun