Mohon tunggu...
lia Oktafiyanikaraswati
lia Oktafiyanikaraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis adalah hoby yang menjadikannya karya abadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Agama dalam Kebudayaan Masyarakat di Indonesia

21 Juni 2019   04:05 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:06 20302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran Agama dalam Kebudayaan Masyarakat di Indonesia | Merdeka

Masyarakat indonesia sebagian besar adalah masyarakat yang beragama islam. Agama biasanya selalu dikaitkan dengan kebudayaan. Padahal agama dan kebudayaan mempunyai tempatnya sendiri sendiri. Masyarakat selalu keliru bagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya dalam suatu kehidupan masyarakat. Walaupun agama dan kebudayaan merupakan suatu hal yang saling berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri, dan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

 Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam menjalani hidupnya. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang diberikan oleh Tuhan.

Baca juga: Inilah Peran Agama dan Negara

Sajak awal perkembangan agama-agama di Indonesia telah menerima akomodasi budaya, contohnya agama islam, dimana islam sebagai agama faktual banyak memberikan norma-norma atau aturan tentang kehidupan dibandingkan dengan agama-agama lain. Jika dilihat dari kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada dua hal yang perlu diperjelas. 

Pertama, Islam sebagai konsespsi sosial budaya dan Islam sebagai realitas budaya. Kedua, Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli sering disebut dengan great tradition (tradisibesar), sedangkan Islam sebagai realitasbudaya disebut dengan little tradition (tradisikecil) atau local tradition (tradisi local) atau juga Islamicate, bidang-bidang yang "Islamik" yang dipengaruhi Islam. (Bauto, 2014)

Tradisi besar dalam islam itu seperti halnya sebuah syariat dalam islam, dimana syariat itu adalah sebuah doktrin yang melekat pada ajaran dasar pada agama islam. Sehingga, masyarakat mempunyai pola pikir dan pola tindakan yang sesuai dengan syariat islam.

Tradisi kecil atau lokal tradisi dalam islam itu seperti adanya wayang kulit, wayang merupakan sebuah tradisi lokal di jawa, dimana wayang tersebut terdapat unsur islamnya untuk mengajarkan dan menyebarkan budaya islam di jawa. Hal tersebut terjadi dengan adanya proses akulturasi antara agama islam dan budaya di indonesia.  Kemudian proses akulturasi ini melhirkan apa yang dikenal dengan local genius, yaitu kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru yang unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa pengaruh budayanya.

Baca juga: Peran Agama Menghadapi Pandemi Covid 19

Pada sisi lain local genius memiliki karakteristik antara lain:

  • Mampu bertahan terhadap budaya luar
  • Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  • Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  • Memiliki kemampuan mengendalikan dan memberikan arah pada perkembangan budaya selanjutnya.

Pada sisi lain, secara fisik akulturasi budaya yang bersifat material dapat dilihat misalnya: bentuk masjid Agung Banten yang beratap tumpang, berbatu tebal, bertiang saka dan sdan sebagainya benar-benar menunjukkan ciri-ciri arsitektur lokal. Begitu pun dengan ciri khas kebudayaan islan yang ada di jawa, semua mempunyai ciri khas masing-masing untuk menonjolkan sebuah kebudayan islam di adaerahnya. Akulturasi budaya islam dengan budaya lokal nusantara yang terjadi di Jawa. Terdapat juga di daerah lain seperti Sumatra Barat, Aceh, Makasar, Kalimantan, Sumatera Utara, dan daerah-daerah lainya.

Hal yang sangat penting diperhatikan adalah perlu diperhatikan bagaimana fungsi-fungsi agama dlam masyarakat, dalam perspektif sosiologi hal ini sering disebut sebgai pendekatan fungsional terhadap agama, perhatikan para pengkaji sosiologi dalam konteksi ini adalah melihat bagaimana fungsi agama dalam masyarakat, dengan memperhatikan kepada sumbangan yang diberikan agama, atau lembaga-lembaga sosial keagamaan untuk mempertahankan keutuhan masyarakat sebagai usaha-usaha yang aktif  dan berjalan terus menerus. Dengan begitu perhatian sosioog adalah peranan yang telah dimainkan oleh agama dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup masyarakatmasyarakat tersebut. (Mawardi, 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun