Mohon tunggu...
Kirana Amaelia Widayanti
Kirana Amaelia Widayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga program Studi S1 Akuakultur

Saya adalah orang yang mudah mempelajari sesuatu dan mudah menerima suasana atau lingkungan yang baru. Suka menulis cerpen dan pantun di waktu luang, juga hobi membaca sebuah novel dan komik. Dan MBTI saya adalah ENTJ-T

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Evolusi Gaya Hidup: Bagaimana Tren Jedag Jedug TikTok Mempengaruhi Pilihan dan Kebiasaan Masyarakat Indonesia

24 November 2024   18:02 Diperbarui: 24 November 2024   18:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya itu, tren ini juga membuka peluang baru bagi personal branding dan promosi. Bisnis atau individu yang memanfaatkan jedag-jedug dalam konten mereka memiliki peluang lebih besar untuk menarik perhatian audiens. Musik jedag-jedug yang enerjik dan video yang dinamis membuat konten lebih mudah viral, sehingga menjadi alat promosi yang efektif.

Tren ini juga berperan dalam mengekspresikan identitas budaya dan kearifan lokal. Banyak kreator yang menggabungkan elemen budaya Indonesia, seperti musik daerah dan pakaian tradisional, ke dalam konten jedag-jedug mereka. Ini membantu memperkuat rasa bangga terhadap budaya Indonesia sekaligus membuatnya lebih dikenal di kancah internasional. Dengan demikian, jedag-jedug tidak hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga sarana untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya lokal kepada dunia.

Cara Bijak dalam Mengikuti Tren

Mengikuti tren jedag-jedug tidak harus selalu berdampak negatif, asalkan diiringi dengan sikap yang bijak dan proporsional. Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami bahwa tidak semua tren harus diikuti hanya demi terlihat keren atau diterima dalam pergaulan. Menyaring tren yang sesuai dengan nilai dan norma pribadi sangat penting agar kita tidak terjebak dalam perilaku yang merugikan. Selain itu, penting juga untuk mengelola konsumsi media sosial dengan bijak. Alih-alih terpaku pada persaingan sosial, jedag-jedug bisa dijadikan sebagai medium untuk mengekspresikan diri secara positif. Misalnya, dengan membuat konten edukatif, mengangkat isu sosial, atau sekadar berbagi kebahagiaan melalui video kreatif. Dengan pendekatan seperti ini, kita bisa memanfaatkan tren untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjaga keseimbangan mental.

Di sisi lain, tren jedag-jedug juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi para kreator konten. Banyak kreator yang berhasil meraih penghasilan melalui video jedag-jedug, baik dari endorse, kolaborasi dengan merek, maupun donasi dari pengikut mereka. Ini menunjukkan bahwa tren digital seperti jedag-jedug tidak hanya berdampak pada gaya hidup, tetapi juga memberikan peluang untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif.

Kesimpulan

Walaupun tren jedag-jedug memiliki sejumlah tantangan dan dampak negatif, tren ini juga membawa banyak manfaat jika dimanfaatkan dengan bijak. Masyarakat perlu memiliki sikap selektif dalam mengikuti tren agar tidak terbawa arus tanpa arah. Pada saat yang sama, penting untuk tidak menolak perkembangan zaman, melainkan mencari cara untuk memanfaatkannya secara positif.

Dengan memahami pengaruh tren seperti jedag-jedug, kita dapat memaksimalkan manfaatnya untuk kesejahteraan pribadi dan sosial. Dengan pendekatan yang seimbang, tren ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kreativitas, mengekspresikan identitas budaya, dan menciptakan peluang ekonomi. Pada akhirnya, keberhasilan dalam mengikuti tren bukan hanya tentang seberapa banyak yang kita tiru, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan tren tersebut untuk memperkaya kehidupan kita dan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun