Mohon tunggu...
lia meiliyana
lia meiliyana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pendidikan Nasional yang Bermoral bagi Calon Guru/FKIP

23 April 2015   07:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL BAGI CALON GURU/FKIP

Dalam artikel yang berjudul “ Pendidikan Nasional Yang Bermoral Calon Guru ” di jelaskan bahwasanya pendidikan yang bermoral itu adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai Peguruan Tinggi yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya

Pendidikan yang bermoral merupakan modal awal untuk membentuk karakter seorang manusia. Namun, banyak orang yang mengabaikan begitu saja masalah ini, baik dari pihak orang tua, sekolah dan pemerintah sekalipun. Padahal pendidikan morallah yang sangat utama dan paling utama dalam proses belajar mengajar agar menjadi manusia yang berakhlak baik dan mulia.

Banyak kasus yang terjadi di dalam pendidikan kita hari ini yang menyimpang dari nilai-nilai moral, etika, norma dan tingkah laku sehari-hari. Banyak sekali pelajar hari ini melakukan perbuatan di luar aturan-aturan pendidikan seperti merokok, berkelahi, pergaulan bebas, inilah tugas sebagai FKIP / calon guru, tugas kita ialah  mencerdaskan anak bangsa, dan membuat karakteristik menjadi lebih baik

Terkadang Guru pun kadang mengajarkan hal yang tidak pantas seperti ketika ujian nasional guru-guru memperbolehkan mencontek bahkan membuat tim sukses agar semua siswanya lulus seratus persen dan tidak mebuat malu nama sekolah, kadang masih ada guru yang melakukan kekerasan dan pembedaan terhadap siswa yang baik dan nakal, biasanya untuk siswa yang nakal guru berlaku keras dan kurang peduli bahkan kadang dianggap tidak ada dan hanya megganggu siswa lain saja.

Sehingga alangkah lebih baik jika tenaga pendidik, terutama guru atau calon guru harus memiliki akhlak yang baik yang akan menjadi panutan bagi anak didiknya sehingga mereka akan menjadi pribadi yang bermoral, jujur, berakhlak baik, mampu membedakan yang baik dan yang benar.

Pendidikan moral pun sebaiknya di lakukan sejak dari usia dini bagaimana mereka diajarkan untuk dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk sebab pada usia seperti ini pendalaman mereka akan dalam dan akan terus berlanjut hingga mereka dewasa dan tidak mudah dilupakan meskipun ketika belajar melakukannyan sangat sulit seperti kata pepatah “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu”, dan di masa awal inilah peran orang tua sebenarnya yang mana jika mereka dapat mendidik anaknya menjadi pribadi yang bermoral maka kejadian seperti sekarang ini akan dapat diminimalisir.

Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa pendidikan nasional yang bermoral memang dibutuhkan dan seharusnya memang diterapkan, namun kita tahu bahwa orang-orang tidak terlalu memperhatikannya. Bagaimana dapat kita lihat banyak lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba menciptakan pendidikan bertaraf internasional yang bermutu tinggi sedangkan pendidikan nasional saja belum dibenahi dengan benar. Sehingga alangkah baiknya jika pendidikan nasional dipebaiki terlebih dulu, di mulai dari calon pendidik. Calon  pendidik harus dapat menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus bangsa agar dapat diwujudkan pendidikan yang baik dan bermoral sehingga tanpa menjadi pendidikan bertaraf internasional pun pendidikan kita akan mencetak prestasi- presatsi yang akan dikenal dunia dan tentu saja akan mengangkat nama Indonesia di kancah dunia. namun dilihat dari keadaan sekarang hal tersebut mungkin akan sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama karena pendidikan di Indonesia sudah terlanjur  memburuk namun tidak ada salahnya jika di coba untuk memperbaikinya sebab keadaan tidak akan berubah jika kita tidak mau berusaha untuk merubahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun