Mohon tunggu...
Lisa Mery
Lisa Mery Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati jalan & pendengar yang baik

Tuhan memberiku pengalaman...sebagai bentuk syukur setiap pengalaman yang berharga itu harus dituliskan...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perumpamaan Ramadhan

28 Agustus 2011   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Adakah senandung yang muram ketika ramadhan menghampiri kaum muslim?
Jawabannya tergantung dari mana ramadhan mau diinterpretasikan.
Bagi sang pengelana, ramadhan adalah perjalanan panjang bak musafir yang tidak wajib dilaksanakan,karena hitungannya musafir bila lekas pindah (kurang dari 10 hari) tak wajib puasa an jarak dari tempat yang satu ke tempat yang lain di atas 100 km,namun wajib Qadha (ganti, bayar fidyah dan puasa di bulan lain),mengurangi nilai khusyu...
Bagi seorang wanita yang sudah baligh, puasa pada hari yang bersih,bila "bulan sudah datang" siaplah untuk tidak puasa, ada sesuatu yang kurang.
Bagi pekerja keras yang biasanya kerja di terik matahari...puasa tak terlakoni karena haus terlalu mendera,maka hatinya berdentang...maafkan dan mohon dimengerti yah ...
Bagi sang Profesional (mereka yang kerja di ruang2 sejuk dan lingkungan yang sempurna) puasa adalah pembuktian jati diri dan bagian dari rutinitas sebulan dalam setahun hidup, sangat ideal.
Bagi anak-anak,remaja dan pemuda/i puasa adalah kewajiban agama, supaya pahala banyak dan dapat hadiah dari ortu maka puasa kudu full dilaksanakan, selain dapat hadiah lebaran nikmat pahala gede juga ganjaran akhirat kelak, sungguh cita-cita yang indah.
Bagi kesehatan tubuh, puasa adalah proses detoksifikasi racun-racun 11 bulan sebelumnya, bagaikan menjemput pahala menerima ganjaran tubuh yang sehat dan bersih baik dari hal-hal fisik maupun bathiniah.
Bagi ku puasa adalah kewajiban, maafkan kalau penunaian itu berlangsung tersendat dan kurang penghayatan, kali ini aku lemah akan sisi humanis ku insyaAllah berikutnya aku akan lebih baik.
Dan baju baru dan sepatu/sandal adalah penampakan luar yang harus kuraih adalah bentuk kebahagiaan fisik dan mental,amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun