Wadas yang terdampak pembangunan Bendungan. Bukan tanpa sebab, pasalnya Proyek Strategis Nasional tersebut telah menyebabkan berbagai persoalan, baik itu masalah lingkungan, HAM, dan ekonomi. Muhammadiyah melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP turut berperan dalam pendampingan masyarakat di lokasi yang terimbas proyek strategis nasional, dengan cara advokasi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat pada program Al Maun Goes to Village.Â
Pada hari Selasa (22/11), Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah (LHKP PPM) menjadi fasilitator pada kegiatan Pusat Studi Moslem and Global Affairs (MoGA) Faculty of Social Sciences of Humanities Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi diskusi dan pertemuan dengan warga DesaMengangkat tema "Islam and Environmental Issues: Ideals and Realities. Diskusi ini juga diselingi dengan sesi dengar pendapat bersama masyarakat wadas yang menolak proyek strategis nasional. Diantaranya, Tala Budin bersama masyarakat lainnya. David Efendi, Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah (LHKP), selaku fasilitator kegiatan, dan sejumlah perwakilan dari Pusat Studi Moslem and Global Affairs (MoGA).Â
Pada kesempatan ini, MoGA mengajukan pertanyaan terkait keseharian masyarakat Wadas, dan dampak yang dialami masyarakat setelah adanya proyek Bendungan, yang diiringi dengan penambangan batu andesit. Kemudian masyarakat menceritakan kondisi yang mereka hadapi, serta berbagai realitas yang terjadi pada proses pertambangan untuk pembangunan Bendungan yang masih menuai permasalahan hingga hari ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H