Mohon tunggu...
LHKP PP MUHAMMADIYAH
LHKP PP MUHAMMADIYAH Mohon Tunggu... Lainnya - Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP merupakan lembaga yang berada di bawah struktur pimpinan pusat Muhammadiyah yang bergerak di bidang kebijakan, politik, demokrasi, dan masyarakat sipil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Energi Terbarukan dalam Megatren Dunia 2024: Akankah Indonesia Mencapai Kondisi Emasnya?

23 Agustus 2024   12:53 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:54 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia emas 2024, Presiden Joko Widodo meminta kementrian perencanaan pembangunan Nasional/Bappenas untuk menyusun Visi Indonesia 2024. Dokumen tersebut disusun untuk tujuan memperkuat dan mengakselerasi pencapaian tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 di tengah perubahan yang besar untuk dunia mendatang. Dokumen ini berjudul Ringkasan Eksekutif Visi Indonesia 2045.

Berbagai aspek termuat di dalam dokumen ini, diantaranya seperti Visi Indonesia 2045, Megatren Dunia, hingga pemantapan ketahanan nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Terdapat banyak poin lainnya yang menarik unutk dibahas, seperti Megatren Dunia 2045. Adapun 10 bagian tersebut mencakup teknologi didalamnya.

 Dalam narasinya, pada aspek teknologi menurut Megatren Dunia 2045 tertulis sebagai berikut: "Tren perubahan teknologi kedepan akan didominasi oleh teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi dan rekayasa genetic, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan, wearable devices, otomatisasi dan robotik, serta artificial Intelligence". Energi terbarukan ini menjadi sangat menarik dibandingkan dengan kondisi Indonesia sendiri.

Menurut Global Energy Monitor, negara-negara ASEAN saat ini memiliki lebih dari 28 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit Listrik tenaga surya dan angin ditingkat utilitas, meningkat 20% dari 23 GW pada tahun sebelumnya. Dalam kawasan ini, Vietnam memimpin sebesar 19 GW pada kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan juga Angin. Diikuti oleh Thailand dan juga Filipina yang masing-masing sebesar 3 GW. Dalam hal pertumbuhan energi terbarukan, Indonesia bisa dibilang masih tertinggal dengan tren global. Menurut Global Electricity Review 2045 yang dirilis oleh EMBER, Indonesia masih mengandalkan bahan bakar fosil sebesar 80% dari pembangkit listriknya pada tahun 2022. "Emisi per-kapita negara ini berada di bawah rata-rata global" tulisnya. Hal ini berarti Indonesia baru menggunakan energi terbarukan sebesar 20%.

Indonesia Emas akan segera datang dalam 21 tahun lagi. Dengan adanya kondisi ini pemanfaatan energi terbarukan akan masih tertinggal jauh dari tren global, lalu akan menimbulkan situasi yang ironis antara capaian sementara dan tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia Emas. Dengan kondisi seperti ini, pemerintah dan masyarakat diperlukan perannya untuk bersama mewujudkan "Keemasan" tersebut. Terlebih, energi terbarukan hanyalah sebagian kecil daripada Megatren Dunia, dan segelintir daripada keseluruhan Ringkasan Eksekutif Visi Indonesia 2045. Akankah terwujud? Akankah Indonesia berhasil mencapai kondisi emasnya? Berbagai upaya sudah seyogianya dikerahkan untuk mencapainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun