Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Jokowi: Saya Tidak Suka Terlalu Banyak Bicara, Saya Lebih Senang Banyak Bekerja

19 April 2016   07:51 Diperbarui: 19 April 2016   08:05 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Joko Widodo menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Ballroom Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman ǀ Sumber Foto: Laily-Biro Pers Setpres via katadata.co.id"][/caption]Itulah ungkapan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Ballroom Hotel Adlon Kempinski, Berlin, dalam mengawali rangkaian kunjungannya ke Eropa.

Dalam forum bisnis tersebut, Presiden melakukan beberapa pertemuan dengan sejumlah pimpinan perusahaan terkemuka Jerman. Diantaranya CEO dari Meyer Werf GmbH & Co.KG, Ferrostaal GmbH, Bayer AG, Siemens AG, Daimler AG, Deutsche Bank AG.

Dihadapan para pengusaha dari kedua negara, Presiden menyatakan keinginan Indonesia untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Jerman, dan mencoba meyakinkan para pengusaha Jerman agar berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun berkomitmen untuk terus memperbaiki iklim investasi di dalam negeri.

Begitulah gambaran sifat Presiden kita dalam bekerja mengemban amanat rakyat. Sifat seperti itu dan keteladanan dalam kesederhanaan seharusnya kita dukung dan kita tiru dalam melaksanakan pekerjaan kita masing-masing di berbagai bidang demi kemajuan negeri kita.

Mungkin, sebelum ini banyak orang yang mengkritik dengan anggapan Presiden kurang bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam memecahkan suatu persoalan. Tentunya Presiden tidak harus secara langsung menangani semua persoalan. Yang dipentingkan adalah ketegasan sikap dan kebijakan yang akan menjadi acuan bagi para Menteri menyelesaikan permasalahan di bidang masing-masing.

Pada era pemerintahan Presiden Jokowi sekarang ini, adalah masa dimana dilakukan berbagai perubahan (reformasi) terhadap paradigma lama dalam berbagai bidang pemerintahan. Seperti yang dikatakannya di awal pemerintahan, bahwa dengan melakukan perubahan itu dia siap menerima kenyataan penurunan popularitasnya.

Setiap perubahan diawalnya pasti akan terasa pahit. Pasti ada yang merasa dirugikan oleh perubahan yang dilakukan itu dan akan berupaya merongrong, melawan, atau menggagalkan. Ternyata, Presiden mampu terus bekerja dalam senyap dan berhasil meruntuhkan para perongrongnya satu persatu.

Sebagai mana obat, pil yang pahit akan menyembuhkan penyakit yang kita derita. Semoga pil pahit yang diberikan oleh Presiden Jokowi ini perlahan-lahan akan menyembuhkan penyakit-penyakit yang telah lama menjangkiti kehidupan bangsa kita. Harus kita kejar ketertinggalan kita dari negara lain untuk Indonesia yang maju dan berdaulat.

Salam dari saya.

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun