Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Presiden Jokowi: Politik Kita Politik Kerja, Bukan Wacana

8 April 2016   09:37 Diperbarui: 8 April 2016   19:34 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: KOMPAS.com"][/caption]Presiden Joko Widodo menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (7/4/2016). Sidang kali ini, membahas tentang rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) Tahun 2016, Penghematan Pagu Anggaran Tahun 2016, Program Prioritas dan Pagu Indikatif dalam RKP 2017, dan Deregulasi.

Dalam pembuka rapat, presiden memerintahkan jajaran menteri untuk fokus bekerja dan tidak sekadar berwacana. "Politik kita politik kerja. Bukan politik wacana. Fokus pada apa yang sudah direncanakan agar terlaksana di lapangan, bisa terwujud, bisa bermanfaat bagi rakyat. Nanti rakyat yang akan menilai, kita ini sudah bekerja atau belum. Mampu bekerja atau tidak," tuturnya.

Dia meminta para pembantunya fokus mewujudkan program-program prioritas dalam 3,5 tahun ke depan. Sekali lagi ditekankan bahwa penilaian terhadap implementasi program-program tersebut berasal dari masyarakat. Sebab itu, para menteri diminta fokus bekerja dan menghindari kegaduhan.

Hal seperti ini sebenarnya sudah sering kali dilontarkan oleh Presiden. Seperti ketika Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada para Menteri, Kepala Badan, dan Eselon I Kementerian/Lembaga (K/L) pada Rapat Kerja Pemerintah di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Dalam arahannya Presiden meminta para pejabat agar bekerja lurus sesuai dengan yang sudah digariskan, serta tidak menambah aturan baru dan tidak asal menandatangani aturan-aturan yang bisa menghambat pembangunan.

Bahkan sebenarnya masalah kerja, kerja dan kerja sudah dicanangkan sejak Joko Widodo dilantik menjadi Presiden.

Tetapi mengapa para Mmenteri dan jajaran birokrasi di bawahnya tersebut kayaknya sulit sekali untuk melaksanakan arahan Presiden itu. Mungkin saja hal-hal berikut ini adalah merupakan penyebabnya :

  1. Mentalitas lama, menjalankan pekerjaan hanya sebagai rutinitas saja dan mengalir berjalan dengan sendirinya, tanpa kreativitas, motivasi dan inovasi,
  2. Akibatnya, dalam bekerja selalu menunggu perintah (komando), baru setelah ada komando kemudian pekerjaan itu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh,
  3. Atau belum terbiasa dengan budaya kerja, kerja, dan kerja seperti yang diinginkan oleh presiden, sehingga harus perlu terus dicambuk (diingatkan) untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan tanpa gaduh,
  4. Namun juga ada yang terlalu maju dan ingin menonjolkan diri, tetapi kemajuannya hanya sekedar pada wacana dan gaduh di media.

Semoga setelah ini, para Menteri Kabinet Kerja benar-benar fokus bekerja dan menghindari kegaduhan, sehingga presiden tidak perlu lagi mengulang-ulang arahannya untuk kerja, kerja, dan kerja. Bagi yang tidak bisa, tentu saja hak prerogatif Presiden yang bicara.

Salam dari saya.

Rerefensi (1)
Referensi (2)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun