[caption caption="Ilustrasi : cambodiafirstclinic.com"][/caption]Belakangan ini, berbagai media memberitakan tentang wabah penyakit hepatitis A yang tiba-tiba saja muncul dan menjangkiti banyak orang, seperti yang terjadi di lingkungan kampus Intitut Pertanian Bogor (IPB). Dilaporkan bahwa sebanyak 28 orang mahasiswa IPB terinfeksi virus hepatitis A, yang kemungkinan besar berasal dari makanan atau minuman yang tidak higienis.
[caption caption="Peta penyebaran penyakit hepatitis A, Indonesia dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Ilustrasi : mypositiveparenting.org"]
[caption caption="Hati yang sehat dan yang mengalami peradangan. Ilustrasi : hepcassoc.org"]
[caption caption="Virus hepatitis A (Hepatitis A virus/HAV). Ilustrasi : dreamstime.com"]
(1) Kebersihan di tempat tinggal
Kebersihan adalah bagian dari pada Iman, kebersihan adalah pangkal kesehatan. Kata mutiara itu sudah ada sejak lama, tetapi untuk melaksanakannya orang masih sering teledor. Oleh karena virus penyebab penyakit hepatitis A ini sangat mudah berkembang pada tempat atau lingkungan yang kotor, maka kebersihan lingkungan tempat tinggal harus betul-betul dijaga.
Mahasiswa, terutama yang perantauan, biasanya harus tinggal di rumah kos atau asrama. Apabila kita tinggal ditempat yang ditempati banyak orang, seperti rumah kos atau asrama, dengan ventilasi udara yang kurang baik dan saluran air yang tidak memadai, maka bersiaplah untuk mendapatkan serangan virus penyakit hepatitis A.
Untuk tempat seperti itu, kebersihannya harus dijaga secara bersama-sama, dijadwal bergantian pembersihannya setiap hari, sehingga dengan cara seperti itu perkembangan virus hepatitis A dapat dicegah. Lebih-lebih apabila tidak ada petugas kebersihannya, atau petugasnya dalam melakukan pembersihan asal saja.
Karena penularan virus yang melalui tinja, maka menjaga kebersihan toilet merupakan hal yang utama. Syukur-syukur bila dapat disediakan fasilitas toilet yang memenuhi standar kesehatan. Mencuci tangan dengan sabun setiap kali selesai membuang air besar atau kecil harus dilakukan.
Memang susah menjaga kebersihan lingkungan yang kita tempati, tidak cukup hanya menjaga kebersihan diri sendiri. Kita sudah bersih, tetapi bila orang lain disekitar kita tidak menjaga kebersihan, cemarannya juga dapat berdampak kepada kita. Apalagi mahasiswa yang fokusnya belajar, dan merasa sudah membayar kos/asrama, maka dia merasa tidak bertanggung-jawab terhadap kebersihan tempat tinggalnya. Sikap ini kiranya perlu diubah.
(2) Kebersihan makanan dan minuman