[caption caption="Sumber Gambar; @kkpgoid"][/caption]Lain dulu lain sekarang, memang jaman telah berubah. Dulu RA Kartini, dan yang kini saya setarakan dengan beliau adalah Bu Susi Pudjiastuti.
Mereka berdua adalah wanita pejuang. Lebih berat siapa dalam menghadapi rintangan dan perlawanan terhadap kiprah mereka? Saya kira sesuai dengan jamannya level rintangan dan perlawanannya sama.
Ketika Kartini tidak diperbolehkan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, Bu Susi hanya bisa sekolah sampai kelas II SMAN di Yogyakarta kemudian berhenti sekolah karena keputusannya untuk terjun ke dunia bisnis.
Kalau RA Kartini dulu berjuang melawan diskriminasi yang terjadi antara pria dan wanita pada masa itu, dimana beberapa perempuan sama sekali tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan, sekarang Bu Susi melawan perusakan sumber daya ikan dan illegal fishing.
Kartini terpaksa menikah dengan bupati Rembang yang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang sebelumnya sudah memiliki istri, demi menuruti kehendak orang tuanya, dan hanya mempunyai satu orang putera. Susi Pudjiastuti sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck, yang dari pernikahan-pernikahannya, dia memiliki tiga orang anak (satu orang telah wafat).
Ternyata suami RA Kartini sangat mengerti cita-cita Kartini dan memperbolehkan Kartini membangun sebuah sekolah wanita. Bu Susi, dengan kerja kerasnya, dari hanya sebagai bakul (pengepul) ikan, mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster untuk diekspor, mendirikan maskapai penerbangan Susi Air, sampai membawanya ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
RA Kartini bergerak di bidang pendidikan, khususnya pendidikan untuk wanita, yang dimasanya langkah itu banyak menghadapi rintangan, namun berhasil mengguncang Indonesia dan dunia. Bu Susi terutama berkiprah di bidang perikanan. Sejak dari menjadi pengusaha perikanan sampai menjabat Menteri, aspek kelestarian sumber daya ikan selalu menjadi prioritasnya. Berbagai kebijakan yang diambil bertujuan untuk memelihara kelestarian sumber daya ikan di Indonesia. Temasuk pemberantasan illegal fishing dengan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan. Tidak terbilang rintangan dan perlawanan yang dihadapi,namun hasilnya juga mengguncang Indonesia dan dunia.
Salah satu kata mutiara dari RA Kartini: “Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia, ialah menundukkan diri sendiri.” Sedangkan dari Bu Susi: “Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang selalu meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah. Bagaimana caranya mewujudkan Impian agar sukses, Kunci Suksesnya adalah Komitmen dengan apa yang kita jalani."
Itulah sekelumit perbandingan Kartini dulu dan sekarang, semoga dapat menginspirasi munculnya Kartini-Kartini baru di Indonesia.
Salam dari saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H