Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu...

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ikan sebagai Pangan (4): Bisa juga Terkontaminasi Virus

2 Juni 2016   05:50 Diperbarui: 2 Juni 2016   11:44 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekerangan bisa menjadi pembawa virus karena sifatnya filter feeder. Sumber gambar: pixabay.com

Permintaan global yang terus meningkat terhadap ikan dan produk ikan, tidak sebanding dengan kapasitas yang terbatas dari sektor penangkapan ikan untuk memenuhi permintaan. Kondisi ini telah menjadikan industri akuakultur (budidaya ikan) terus tumbuh di seluruh dunia.

Dalam satuan luas yang terbatas, ikan yang dibudidayakan dengan kepadatan tinggi baik di air tawar, payau, maupun laut, harus menyesuaikan dengan lingkungan barunya dan berpotensi timbulnya penyakit. Stres dalam pemeliharaan dapat mengganggu kemampuannya untuk memerangi infeksi, dan praktek budidaya juga berperan memfasilitasi penularan penyakit ikan secara cepat.

Virus pada Ikan

Virus patogen, baik yang muncul selama beberapa dekade yang lalu maupun yang baru muncul, merupakan ancaman yang sangat menantang karena dapat menimbulkan penyakit yang fatal, sementara hanya sedikit alternatif penanganan yang memadai, dan sulit atau belum ditemukannya vaksin virus yang efektif untuk digunakan di sistem perairan.

Virus adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit dengan ukuran tubuh antara 25-300 nanometer, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron. Virus tidak mempunyai perlengkapan metabolik sendiri dan tidak mampu membangkitkan energi atau mensintesis protein, sehingga kebutuhan pakan untuk memperbanyak diri sangat bergantung pada inangnya.  Pada saat itulah virus menyebabkan kerusakan ataupun penyakit pada inangnya.

Virus mampu menyerang ikan air tawar, payau, maupun laut dalam berbagai stadia. Dengan demikian, penyakit yang disebabkan oleh virus menjadi faktor pembatas yang signifikan terhadap produksi perikanan budidaya dan keberlanjutan keanekaragaman hayati di lingkungan alam, serta kemungkinan membahayakan manusia yang mengkonsumsinya.

Namun belum tentu virus penyebab penyakit pada ikan akan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, karena virus hanya dapat berkembang pada sel yang hidup, selain itu penanganan dan pengolahan ikan yang tepat dapat mengeliminasi resiko penyakit yang diakibatkan oleh virus.

Kontaminasi Pada Produk Ikan

Penularan penyakit akibat virus ke manusia melalui konsumsi ikan atau produk ikan telah dikenal sejak tahun 1950-an. Virus enterik (yang menginfeksi saluran pencernakan) adalah penyebab penyakit pada manusia, terutama akibat konsumsi kekerangan. Kerang adalah filter-feeders, sehingga cenderung mengandung virus dari air di mana mereka tumbuh. Sejumlah besar air melewati kerang aktif (hingga 1.500 l/hari/tiram) yang berarti konsentrasi virus dalam kerang jauh lebih tinggi daripada yang dikandung dalam air di sekitarnya.

Virus tidak berdaya tanpa sel inang hidup, tapi mereka masih bisa bertahan hidup. Ini berarti bahwa mereka tidak bisa berkembang dalam air atau seafood. Dengan demikian, kehadiran virus pada makanan laut adalah murni sebagai akibat dari kontaminasi, baik karena terinfeksi melalui penjamah (pengolah, pengangkut, pemasar, dll), atau melalui air yang tercemar. Hampir semua makanan yang kontak dengan tangan manusia dan kemudian tidak menerima perlakuan panas yang cukup, dapat menularkan virus.

Manusia dan hewan adalah sumber virus enterik. Virus ditemukan dalam jumlah besar dalam kotoran manusia dan hewan yang dapat menginfeksi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah tertelan/terinfeksi tergantung pada jenis virus. Kontaminasi tinja langsung atau tidak langsung adalah sumber yang paling umum dari kontaminasi virus terhadap makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun