Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

Hari Peduli Sampah Nasional, Keprihatinan terhadap Sampah Plastik

21 Februari 2016   04:49 Diperbarui: 21 Februari 2018   14:52 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah plastik, volumenya terus meningkat dan degradasinya membutuhkan waktu yang sangat lama ǀ Foto : DietKantongPlastik (@idDKP)

Hari ini, Minggu (21/02/2016), kita memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2016. Ditengah-tengah moment peringatan ini, kita masih sangat prihatin terhadap kondisi pengelolaan sampah secara umum di Indonesia (baca artikel : Indonesia Darurat Sampah).

Terlebih lagi terhadap permasalahan sampah plastik, dimana terdapat fakta negatif yang memprihatinkan dan menyedihkan tentang sampah ini (baca artikel : Indonesia Peringkat Kedua). Fakta tersebut terutama adalah semakin besarnya volume sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia, dan kenyataan bahwa sampah ini degradasinya (penghancurannya) di alam memerlukan waktu yang sangat lama. Selengkapnya beberapa fakta tentang sampah plastik tersebut sebagai berikut :

(1) Jenis sampah plastik yang terbanyak adalah botol dan pembungkus (kantong) plastik (56%), dimana 75% berasal dari perumahan (masyarakat). Setiap tahun, rata-rata satu orang menghabiskan sebanyak 700 kantong plastik.

(2) Lebih dari 80% sampah plastik di seluruh dunia langsung dibuang ke tempat sampah tanpa didaur ulang, yang pada akhirnya menuju ke laut. Pencemaran sampah plastik di laut sangat besar dan telah ditemukan di semua bidang laut, mulai dari garis pantai, pesisir, laut dalam, dan bahkan di laut beku (es) Kutub Utara.

(3) Sebanyak 90% sampah di laut adalah plastik (jumlah sampah plastik yang masuk ke laut dari daratan antara 4,8-12,7 juta ton pada tahun 2010, dengan estimasi terbaik sekitar 8 juta ton). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, sampah plastik di laut akan lebih banyak daripada jumlah ikan.

(4) Indonesia adalah Negara peringkat kedua terbesar sebagai penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka.

(5) Plastik di laut dapat mengancam keanekaragaman kehidupan laut melalui cara terbelit/terjerat, termakan, atau terkontaminasi. Dari sisi estetik, cemaran plastik mengotori saluran air, sungai dan laut. Dampaknya akan terjadi terhadap lebih dari 660 spesies organisme, mulai dari yang terkecil (plankton) sampai yang terbesar (ikan paus), termasuk terhadap ikan-ikan yang ditujukan untuk konsumsi manusia.

(6) Sungai merupakan vektor utama yang memungkinkan sampah plastik dan sampah lainnya masuk ke laut. Pencegahan pembuangan sampah ke sungai perlu dilakukan secara serius.

(7) Padahal, plastik yang terbuat dari minyak bumi, merupakan polimer sintetik yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme. Plastik sulit dihancurkan oleh alam, tidak terurai di laut, hanya hancur menjadi fragmen atau potongan-potongan kecil atau sangat kecil akibat pelapukan dan paparan sinar ultraviolet.

(8) Kantong plastik biasa membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk terurai. Botol plastik memerlukan waktu yang lebih lama lagi. Karena polimernya lebih kompleks dan lebih tebal, botol plastik memerlukan waktu 50-80 tahun untuk hancur. Sedangkan sterofoam biasa yang sering digunakan di Indonesia, membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa hancur sempurna (bahkan ada yang menyatakan tidak bisa terurai).

(9) Bahkan menurut NOAA, waktu yang diperlukan untuk dekomposisi botol plastik adalah 450 tahun dan tali senar pancing 600 tahun (lihat ilustrasi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun