Tanggal 8 Juni adalah Hari Laut Sedunia (World Ocean Day). Pertama kalinya peringatan ini diusulkan pada tahun 1992 pada saat KTT Bumi di Rio de Janeiro. Sejak tahun 2002, Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC), sebuah komisi dibawah Unesco selalu menggelar event bertemakan kelautan pada tanggal tersebut. Kemudian, pada 5 Desember 2008 Majelis Umum PBB secara resmi menetapkan tanggal 8 Juni sebagai Hari Laut se-Dunia.
Dari aspek lingkungan, laut kita adalah paru-paru yang sesungguhnya bagi planet kita, yang menyediakan sebagian besar oksigen. Selain itu, laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di bumi dengan menyerap karbon dari atmosfer untuk menghambat pembentukan gas rumah kaca. Laut juga memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub, sehingga suhu planet bumi sesuai dan tidak terlalu dingin bagi manusia untuk hidup.
Dari aspek ekonomi, laut menyediakan sumber daya kelautan antara lain berupa sumber pangan, sarana transportasi, produksi garam dan produk turunannya, bioteknologi dan biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut dalam, marikultur, industri pengolahan hasil kelautan, dan pengembangan ekonomi sumberdaya non konvensional, serta energi terbarukan.
Namun gaya hidup, pola hidup, dan cara konsumsi manusia telah menghasilkan ancaman serius bagi kelestarian laut dan fungsinya, antara lain sebagai berikut :
Kerusakan ekosistem
Beberapa ekosistem di wilayah pesisir dan laut antara lain : (1) hutan mangrove; (2) padang lamun; (3) terumbu karang; (4) estuaria; (5) pantai (berbatu dan berpasir); (6) rawa pasang surut; (7) gumuk pasir; (8) lahan gambut payau; dan (9) pulau-pulau kecil.
Tiga ekosistem biotik yang penting di wilayah pesisir adalah terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Â Kondisi ketiga ekosistem tersebut saat ini memiliki kecenderungan mengalami degradasi secara terus menerus, sehingga fungsi ekologisnya yang sangat penting menjadi menurun. Â Kerusakan wilayah pesisir dengan ekosistemnya tersebut disebabkan oleh faktor alam maupun manusia, tetapi faktor manusia adalah penyebab kerusakan yang paling dominan.
Kerusakan tersebut paling tidak akan menyebabkan wilayah pesisir rentan dengan bencana karena tidak adanya pelindung, dan produksi ikan akan menurun karena tidak ada tempat yang ideal untuk pemijahan.
Penangkapan ikan berlebih
Penangkapan ikan yang berlebihan, dengan peralatan yang tidak selektif dan peralatan/bahan yang merusak (bom dan bahan beracun, dll), telah menyebabkan menurunnya populasi ikan seperti ikan hiu, tuna, dan biota laut lainnya.
Tekanan oleh manusia terhadap sumberdaya laut mempengaruhi ukuran populasi ikan, potensi pemijahannya, struktur umur dan ukuran, genetik, rasio jenis kelamin, dan spesies lain yang tergantung atau yang berhubungan dengan spesies ikan yang menjadi target tangkapan.