Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Makna Kesabaran

31 Mei 2016   07:41 Diperbarui: 31 Mei 2016   13:47 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : republika.co.id

Manusia dalam menjalani hidup dan segala persoalannya, menjadikan dirinya begitu sibuk dan bahkan sering menjadikannya putus asa.

Berbagai macam problematika akan dihadapi manusia dalam mengarungi kehidupannya. Kesiapan dan ketangguhan fisik, mental, intelektual, dan emosi sangatlah diperlukan untuk menghadapi segala problematika hidupnya tersebut.

Dalam agama, problematika hidup itu sering disebut sebagai cobaan. Cobaan hidup tidak hanya berupa hal-hal yang tidak menyenangkan atau yang sering disebut musibah. Tetapi suatu kenikmatan yang berupa kesehatan, kesenangan, kekayaan, jabatan, dan kemewahan itu pada dasarnya juga merupakan cobaan. Banyak orang yang pada saat memperoleh kenikmatan tersebut, justru menjadikannya lupa daratan, lupa diri, dan bahkan lupa kepada Tuhannya, yang pada akhirnya kenikmatan itu mengantarkannya kepada malapetaka.

Oleh karena itu, manusia perlu memiliki sikap sabar dalam menghadapi segala permasalahan yang dihadapinya. Sikap sabar tersebut merupakan wujud dari kesiapan dan ketangguhan fisik, mental, intelektual, dan emosi dalam menghadapi problematika kehidupan.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sabar diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati), dalam hal ini sabar sama halnya dengan tabah.

Tentang kesabaran ini, ada 2 pertanyaan yang menjadi perdebatan dan masing-masing mempunyai argumen sendiri-sendiri, yaitu mengenai :

  • Apakah sabar itu ada batasnya atau tidak?
  • Apakah sabar itu menggambarkan pribadi yang lemah karena lebih mudah menyerah?

Banyak orang merasakan bahwa sabar itu ada batasnya, karena kita sering mengalami kondisi dimana kita sudah tidak dapat lagi untuk bersabar. Tetapi tidak sedikit pula yang menyatakan sabar itu tidak ada batasnya. Demikian pula tentang pendapat adanya makna negatif dari sabar, yaitu yang menggambarkan pada sosok pribadi yang lemah karena mudah menyerah pada keadaan tertentu.

Bagi penulis, makna sabar itu tergantung dari jenis hal atau problematika yang dihadapi oleh manusia. Sebagai ilustrasinya sebagai berikut :

  • Dalam hal kita menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, disini berlaku sabar yang mutlak dan tidak ada batasnya. Sesuai dengan syariat agama masing-masing, orang akan sabar menjalankan syariat itu. Walaupun juga masih ada pembatasnya, yaitu tingkat keimanan masing-masing. Sabar dalam hal ini memang perlu dibarengi dengan sifat pasrah dan berserah diri.
  • Akan tetapi dalam hal sabar menghadapi cobaan, atau menghadapi orang-orang disekitar kita yang tidak baik terhadap kita, disini berlaku sabar yang terbatas dan berupaya untuk mencari pemecahannya. Misalnya bila kita masih (dicoba) dengan kondisi miskin, tentunya tidak begitu saja pasrah dengan kemiskinan itu, dan terus berusaha untuk segera mengakhiri kondisi miskin itu dengan bekerja sebaik-baiknya. Bila tidak disukai oleh orang-orang di sekitar kita, maka kita perlu berusaha merubah perilaku menjadi lebih baik, niscaya kita akan diterima oleh mereka.

Demikian renungan pagi saya, semoga bermakna.

Salam dari saya.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun