Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ramainya Pengunjung Restoran Sampai Warung Tenda Seafood, Indikator Kenaikan Konsumsi Ikan

28 Desember 2015   05:52 Diperbarui: 28 Desember 2015   14:03 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana di HDL 293, spesial ikan laut di Bandung. Foto : Dok. pribadi"][/caption]Liburan beruntun, Maulid Nabi Muhammad SAW, Natal, dan disambung akhir pekan, memberikan peluang bagi penulis untuk nengok anak-anak, satu di Depok dan yang satunya di Bandung. Perjalanan di era sekarang ini harus dilakukan dengan perjuangan keras dan penuh kesabaran, seperti dalam memperoleh tiket dan menghadapi kemacetan. Anak-anak tidak dapat memperoleh tiket untuk pulang, terpaksa yang tua yang pergi nengok, karena perolehan tiket dari Semarang ke Jakarta dan Bandung lebih mudah dari pada sebaliknya.

Ketika di Bandung, menantu yang tinggal di Depok ingin mencicipi kepiting di HDL 293 Cilaki, special ikan laut di Bandung. Ada 6 lokasi, kami mengunjungi yang lokasinya di Jl. Diponegoro 54 Bandung karena dekat dengan rumah. Beberapa tahun yang lalu penulis sudah pernah mengunjungi tempat itu. Ternyata kini perkembangannya sangat pesat. Tempatnya menjadi lebih baik dan lebih luas.

[caption caption="Menikmati seafood di HDL 293. Foto : Dok. pribadi"]

[/caption]Dan yang sangat menggembirakan bagi penulis, tapi sekaligus menyusahkan, pengunjungnya sangat penuh. Mencari tempat yang kosong sangat susah, dan waktu menunggu penyajian juga menjadi lebih lama. Sayangnya, menurut saya, rasanya tidak seenak dulu dan kesegaran bahan bakunya kurang.

[caption caption="Kepiting"]

[/caption][caption caption="Udang"]
[/caption][caption caption="Bawal, itulah beberapa menu yang kami pesan. Foto : Dok. pribadi"]
[/caption]Kegembiraan penulis adalah dengan penuhnya pengunjung, itu berarti orang Indonesia saat ini sudah sangat menyukai untuk mengkonsumsi ikan. Tentu ada diantara anda yang menyatakan, tentu saja disana penuh karena memang masyarakat Jawa Barat termasuk orang-orang penyuka ikan. Tapi lihatlah sekarang, yang menjadi bukti yang lain, yaitu menjamurnya warung-warung tenda seafood, terutama yang dikelola oleh orang-orang Lamongan-Jawa Timur sudah demikian banyak. Meskipun sebagian besar konsumen kebanyakan memilih menu pecel lele, tetapi berbagai jenis ikan, baik ikan air tawar maupun ikan laut juga tersedia.

[caption caption="Warung tenda seafood yang menjamur dimana-mana. Foto : Dok. pribadi"]

[/caption]

Semoga dengan meningkatnya konsumsi ikan tersebut, kesehatan dan kecerdasan masyarakat kita akan semakin meningkat. Dan jangan lupa, agar anak-cucu kita sejak dini dibiasakan mengkonsumsi ikan. Seperti telah kita ketahui bahwa ikan mengandung asam lemak tak jenuh omega-3 (Eicosapentaenoic acid/EPA dan Decosahexanoic acid/DHA) yang merangsang kecerdasan terutama bagi anak-anak.

Selama ini disuguhkankan kepada kita, data bahwa kebiasaan makan ikan yang merupakan sumber protein yang baik bagi masyarakat Indonesia, tingkat konsumsinya ternyata tergolong masih rendah. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), rata-rata konsumsi ikan masyarakat Indonesia hanya sebesar 35 kilogram per kapita per tahun.

Kompas.com, 26/05/2015, memberitakan rata-rata konsumsi ikan per kapita orang Indonesia pada tahun 2013 hanya 263 gram dalam seminggu. Kira-kira itu setara dengan satu ikan berukuran sedang. Dengan pola makan yang bervariasi, makan ikan tidak mesti setiap hari. Namun, jumlah kumulatif dalam mengkonsumsi ikan selama seminggu sebanyak seperempat kilogram bisa dikatakan masih rendah.

Sebagai perbandingan, konsumsi ikan penduduk Malaysia sudah mencapai 57 kilogram per kapita per tahun. Bahkan konsumsi ikan orang-orang Jepang, yang wilayahnya juga merupakan kepulauan, telah mencapai 70 kilogram per kapita per tahun.

Apakah pendataan konsumsi ikan di masyarakat kita sudah valid? Entahlah! Khawatirnya, apabila pengambilan data hanya dilakukan terhadap belanja ikan di rumah tangga, tentu gambaran besaran nilai konsumsi ikan-nya akan bias. Karena di era sekarang ini banyak orang makan di luar rumah, dimana tersedia banyak menu ikan yang disajikan mulai dari warung tenda sampai ke restoran mewah untuk orang-orang kelas atas. Selamat makan ikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun