[caption caption="Suasana di HDL 293, spesial ikan laut di Bandung. Foto : Dok. pribadi"][/caption]Liburan beruntun, Maulid Nabi Muhammad SAW, Natal, dan disambung akhir pekan, memberikan peluang bagi penulis untuk nengok anak-anak, satu di Depok dan yang satunya di Bandung. Perjalanan di era sekarang ini harus dilakukan dengan perjuangan keras dan penuh kesabaran, seperti dalam memperoleh tiket dan menghadapi kemacetan. Anak-anak tidak dapat memperoleh tiket untuk pulang, terpaksa yang tua yang pergi nengok, karena perolehan tiket dari Semarang ke Jakarta dan Bandung lebih mudah dari pada sebaliknya.
Ketika di Bandung, menantu yang tinggal di Depok ingin mencicipi kepiting di HDL 293 Cilaki, special ikan laut di Bandung. Ada 6 lokasi, kami mengunjungi yang lokasinya di Jl. Diponegoro 54 Bandung karena dekat dengan rumah. Beberapa tahun yang lalu penulis sudah pernah mengunjungi tempat itu. Ternyata kini perkembangannya sangat pesat. Tempatnya menjadi lebih baik dan lebih luas.
[caption caption="Menikmati seafood di HDL 293. Foto : Dok. pribadi"]
[caption caption="Kepiting"]
[caption caption="Warung tenda seafood yang menjamur dimana-mana. Foto : Dok. pribadi"]
Semoga dengan meningkatnya konsumsi ikan tersebut, kesehatan dan kecerdasan masyarakat kita akan semakin meningkat. Dan jangan lupa, agar anak-cucu kita sejak dini dibiasakan mengkonsumsi ikan. Seperti telah kita ketahui bahwa ikan mengandung asam lemak tak jenuh omega-3 (Eicosapentaenoic acid/EPA dan Decosahexanoic acid/DHA) yang merangsang kecerdasan terutama bagi anak-anak.
Selama ini disuguhkankan kepada kita, data bahwa kebiasaan makan ikan yang merupakan sumber protein yang baik bagi masyarakat Indonesia, tingkat konsumsinya ternyata tergolong masih rendah. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), rata-rata konsumsi ikan masyarakat Indonesia hanya sebesar 35 kilogram per kapita per tahun.
Kompas.com, 26/05/2015, memberitakan rata-rata konsumsi ikan per kapita orang Indonesia pada tahun 2013 hanya 263 gram dalam seminggu. Kira-kira itu setara dengan satu ikan berukuran sedang. Dengan pola makan yang bervariasi, makan ikan tidak mesti setiap hari. Namun, jumlah kumulatif dalam mengkonsumsi ikan selama seminggu sebanyak seperempat kilogram bisa dikatakan masih rendah.
Sebagai perbandingan, konsumsi ikan penduduk Malaysia sudah mencapai 57 kilogram per kapita per tahun. Bahkan konsumsi ikan orang-orang Jepang, yang wilayahnya juga merupakan kepulauan, telah mencapai 70 kilogram per kapita per tahun.
Apakah pendataan konsumsi ikan di masyarakat kita sudah valid? Entahlah! Khawatirnya, apabila pengambilan data hanya dilakukan terhadap belanja ikan di rumah tangga, tentu gambaran besaran nilai konsumsi ikan-nya akan bias. Karena di era sekarang ini banyak orang makan di luar rumah, dimana tersedia banyak menu ikan yang disajikan mulai dari warung tenda sampai ke restoran mewah untuk orang-orang kelas atas. Selamat makan ikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H