Baru-baru ini cukup hangat diberitakan media RRT, seorang pria berusia 23 tahun bernama Liu Wei, asal Beijing, bermain piano dengan kedua kakinya dalam acara China’s Got Talent tanggal 8 Agustus 2010 lalu.
Liu Wei kehilangan kedua lengannya pada usia 10 tahun, karena terkena tegangan listrik tinggi saat bermain petak umpet. Setelah 45 hari melewati masa kritis, dia terbangun dengan menyadari bahwa dirinya kehilangan kedua lengannya. Meskipun sempat terpuruk dalam kesedihannya, dia tidak menyerah, dia mulai menjalani kehidupan barunya, belajar berenang, bahkan mulai bermain piano pada usia 19 tahun. Saat itu Liu Wei berlatih piano selama 7 jam setiap harinya, dan dalam waktu setahun dia mampu mencapai level 7 permainan piano. Tahun 2006, dia mengikuti Kelompok Seni para Penyandang Cacat Beijing, dan dia mampu membiayai dan menghidupi dirinya sendiri. Dia berkata, “Meskipun saya tidak dapat merasakan rasa bahagia memeluk orang lain (karena prestasi yang sudah dia dapatkan saat itu), namun saya dapat merasakan kebahagiaan yang lebih besar lewat musik.”
Dalam acara China’s Got Talent, Liu Wei berkata di hadapan para juri, “Saya merasa di dalam hidup saya hanya ada dua jalan: melupakan semua mimpi, cepat mati, atau menghidupi hidup dengan luar biasa. Lagipula, tidak ada aturan yang mengatakan kalau bermain piano harus dengan (jari) tangan” yang diikuti dengan tepuk tangan para juri dan penonton.
Setelah penampilannya di China’s Got Talent, ada perubahan kecil di dalam hidup Liu Wei, dia mendapatkan banyak telepon, dan banyak orang yang berpapasan di jalan pun memberikan semangat dan mendukung dia untuk lebih berkarya lagi. Namun Liu Wei berkata, perubahan ini sangat kecil artinya dalam kehidupan dia, apalagi setelah apa yang dialami semenjak dia kehilangan sepasang lengannya. Tanggal 17 Agustus 2010 yang lalu, setelah dia mengikuti Pertunjukkan Amal yang diselenggarakan oleh stasiun televisi Dongfang untuk korban bencana di Zhouqu, Prop. Gansu, Liu Wei menyatakan melalui kejadian yang menimpa dirinya, ingin menyampaikan kepada korban bencana, untuk selalu optimis dalam menghadapi hal-hal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi, percaya bahwa kehidupan kita akan lebih baik.
Sebenarnya Liu Wei hanya satu dari banyak sekali orang yang tidak sempurna kondisi fisiknya, namun tetap memotivasi dirinya jauh melebihi orang yang lahir dengan kondisi fisik sempurna, seperti Tony Melendez, seorang pria kelahiran Nicaragua yang memainkan gitar dengan kedua kakinya karena dia tidak mempunyai lengan sejak lahir; atau seperti Misto, Manusia Paralon dari Situ Bondo, Jawa Timur yang melakukan segala aktivitas hidupnya hampir seperti orang normal lainnya, tanpa merasa malu, bahkan dalam kekurangannya, dia lebih semangat menampakkan kebesaran Tuhan yang diberikan kepadanya. Bagaimana dengan kita?
Untuk informasi lebih lanjut, bisa dilihat :
Armless Pianist Liu Wei Defies Odds On 'China's Got Talent'
Tony Melendez
http://www.youtube.com/watch?v=CK2TkN0m1SM&feature=related
Berkaca pada Semangat “Manusia Paralon”, http://regional.kompas.com/read/2010/07/24/06295850/Berkaca.pada.Semangat.Manusia.Paralon
Dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H