Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Studi Banding di Rumah Atsiri Indonesia

6 Januari 2025   11:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan baku daunjenis-jenis penghasil minya atsiri (dokumentasi pribadi)

Rumah Atsiri Indonesia (RAI) berada di tempat wisata Karanganyar, Jawa Tengah yang merupakan bekas pabrik penyulingan Citronella yang dibangun tahun 1963. Sejak tahun 2025, PT RAI menjadi tempat edukasi terkait minyak atsiri dan menjadi objek wisata edukasi, toko wewangian, hingga glamping penginapan yang cukup mewah

Terdapat kebun aromatik yang terdiri dari 120 tanaman dari luar negeri atau dalam negeri. Terdapat informasi seputar ciri khas, aroma, hingga cerita menarik terkait tanaman tersebut. Barang yang dijual beragam, umumnya merupakan produk buatan mereka sendiri. Mulai dari parfum, minyak esensial, pengharum ruangan, sampai makanan ringan dari bahan alami.

Para pengunjung di RAI diwajibkan untuk membeli voucher dengan minimal saldo sebesar Rp 50.000 yang dapat digunakan untuk membeli makanan dan minuman di restauran,  masuk ke Museum, berbelanja produk berbahan minyak atsiri, hingga mengikuti workshop.

Berdasarkan hal tersebut, Balai Besar Pengujian Standar dan Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta mengadakan studi banding terkait pengembangan dan pengelolaan penyulingan minyak atsiri ke RAI.

Proses penyulingan minyak atsiri skala produksi di RAI menggunakan teknik penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation). Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.

Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak.

Bahan baku sebelum dimasukkan ke ketel dicacah terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam waring (karung jaring nelayan) untuk memudahkan memasukkan dan mengeluarkan bahan baku pada ketel. Selama ini dikenal tiga jenis metode penyulingan yaitu penyulingan dengan sistem rebus, penyulingan dengan sistem kukus (air dan uap) dan penyulingan dengan sistem uap langsung.

Pengelolaan KHDTK Blok Playen di Kabupaten Gunungkidul sebagai Laboratorium Lapang Pengujian dan Validasi Standar Pemanfaatan HHBK Minyak Atsiri, Porang dan Jahe sebagai model pemberdayaan masyarakat pada pengembangan genetik unggul penghasil atsiri dan pemanfaatan KHDTK untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pada awal tahun 2024, telah dilakukan kegiatan penanaman akar wangi (vetiver) sebanyak 10.000 bibit di sepanjang pematang sungai/sawah areal KHDTK Blok Playen Kabupaten Gunungkidul. Jenis akar wangi yang merupakan salah satu jenis pengasil minyak atsiri.

Peralatan penyulingan minyak atsiri akan diadakan pada tahun 2024 dengan sumber anggaran Program Prioritas Nasional (Prinas) tahun 2024. Rencana tahun 2024 akan dialokasikan pengadaan satu alat ketel saja, desain rumah sulingnya tetap dibuat untuk memungkinkan penambahan alat ketel lagi di tahun mendatang.

Kegiatan penyulingan yang akan dilaksanakan di KHDTK Playen kedepannya direncanakan menggunakan bahan baku jenis kayu putih, sereh wangi dan akar wangi. Agar kualitas hasil penyulingan lebih optimal dan lebih mudah dalam pengoperasian alat suling, maka dapat dipertimbangan metode penyulingan yang akan digunakan di KHDTK Playen menggunakan penyulingan dengan sistem uap langsung.

Alat suling atsiri di Rumah Atsiri Indonesia (dokumentasi pribadi)
Alat suling atsiri di Rumah Atsiri Indonesia (dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun