Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jepretan Tikus

2 Februari 2022   16:57 Diperbarui: 2 Februari 2022   19:32 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu masa di sebuah pelosok desa, hiduplah sepasang suami dan istri yang berprofesi sebagai petani, yang anak-anaknya sudah berkeluarga semua dan tinggal jauh di perantauan yang jauh dari tempat asalnya.

Selain menggarap sawah dan tegalan sendiri, pasangan hidup ini juga beternak ayam, kambing dan sapi. Suatu saat, pak tani gundah karena padi dan hasil-hasil ladangnya yang berada di gudang sering dimakan tikus. Untuk itu, dia memasang jepretan tikus agar hasil pertaniannya aman dari gangguan hewan pengerat ini.

Salah satu tikus yang mengamati pemasangan jepretan di gudang, merasa resah. Maka ia menjumpai temannya seekor ayam untuk meminta tolong. "Yam, pak tani memasang jepretan tikus nih. Tolong dong berilah aku bantuan atau harus bagaimana?"

Ayam yang kelihatnya sedang kecaian karena seharian bekerja dan merasa lelahpun menjawab, "Maaf kus, aku ngantuk sekali sekarang. Itu urusanmu, aku mau tidur!"

Lalu tikus berusaha mengadu pada kawannya yang lain dan ketemulah dengan seekor kambing. Kambingpun setali tiga uwang dengan sang ayam. Karena satu dan lain hal, tidak memperdulikan kesulitan yang dirasakan Tikus.

Sekarang tinggal curhat pada sapi, dan dalam ketakutanya Iapun memberanikan diri untuk ke kandang sapi. Namun apa wau dikata, Sapipun enggan meluangkan waktunya untuk Si Tikus. "Kus, aku bisa merasakan kegilasanmu, namun maaf aku juga sedang sibuk nyusuin anakku, maaf malam ini tidak bisa membantumu ya."

Akhirnya, setelah berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalahnya dengan meminta tolong kepada teman-temannya gagal, Si Tikus dengan perasaan kecewa hanya pasrah saja menghadapi masalah yang dihadapinya.

Pagi-pagi Bu Tani ingin mengecek jepretan tikus yang dipasang suaminya semalam. Karena masih gelap saat mau memegang jepretan, alangkah kagetnya ternyata yang terperangkap adalah seekor Ular Kobra dan mematuk dirinya. Bu Tani tidak siap untuk menghindar patukan Kobra yang sangat marah karena terkena alat jepertan yang target utamanya adalah Tikus.

Bu Tani akhirnya sakit dan suhu badanya meninggi yang menandakan bisa Si Kobra sangat berbahaya. Karena masih terlalu pagi untuk ke dokter, Pak Tani berinisiatif untuk membuat sup ayam sebagai pereda panas istrinya. Maka Ayampun menjadi korban pertama untuk dipotong.

Walau sudah diantar, diperiksa, mendapat tindkan dan meminum obat dari dokter, sakit Bu Tani tidak mereda. Para tetangga yang mengetahui berita sedih ini menjenguk di rumah Pak Tani. Untuk menjamu mereka, maka Pak Tani menyembeleh kambing sebagai korban kedua.

Akhirnya karena racun Ular Kobra sangat dahsat dan usia Bu Tani juga sudah lanjut, walau sudah diobati dokter sedikit demi sedikit racun yang telah menjalar ke tubuh menyerang jantung Bu Tani, dan tidak lama Ia meninggal dunia. Karena biaya pemakaman dan tahlilan cukup mahal, maka sapipun disembelih untuk dijual dagingnya sebagai korban ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun