Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yogyakarta, Kota Budaya

11 Januari 2022   22:09 Diperbarui: 11 Januari 2022   22:19 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Setelah menyusuri Selokan Mataram dengan mengayuh sepeda ke arah Timur Kota Yogyakarta sampai ketemu Jalan Solo, minggu berikutnya aku susuri legacy Sri Sultan HB IX ke arah Barat. Batas akhir jalan beraspal yang mengikuti selokan yang menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak di sebelah barat adalah dekat SMP 2 Tempel. Namun jika diteruskan maka akan sampai di hulunya Sungai Progo yaitu Ancol.

Bangunan monumental ini dirintis berupa parit oleh Raja Mataram I yang diangkat pada tahun Dal 1551dengan gelar Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo. Raja Mataram I ini sangat hormat kepada Sunan Kalijaga dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dengan cara damai. Anak keturunan dari Kanjeng Senopati merupakan Raja-Raja dari Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Sri Sultan HB IX lah yang membangun Selokan Mataram ini selain untuk fungsi irigasi juga bukti bahwa Sang Raja selalu melindungi rakyatnya dari program Remusa penjajah Jepang.

Dengan teknologi informasi, Makam Raja-Raja Mataram dapat cepat diketahui dan berada di Kota Gede dan menjadi tempat tujuan Ngowesku di hari minggu yang lalu. Hujan gerimis dari tadi malam sampai setelah subuh tidak kunjung berhenti. Namun, sekitar pukul 7, gerimispun berhenti dan aku kayuh sepedaku menuju tujuan. Sampai dekat XT Square yang dulu merupakan terminal lama Kota Yogyakarta, gerimis turun lagi dan aku mengiup di sebuah warung mie ayam namun sayang belum siap menjajakan daganganya. "Maaf bu, nderek ngiup njih," pinta ku kepada pemilik warung.

"Njih, monggo mas," jawab si ibu sambil membersihkan warungnya.

"Enten kopi bu?" Tanya ku kemudian.

"Dereng siap je mas," jawabnya lagi.

Tak lama kemudian, gerimispun reda dan banyak pesepeda berseliweran, maka perjalanan berlanjut yang jaraknya tidak jauh. Sampailah di depan komplek Kota Gede dan di sepanjang jalan banyak bangunan kuno yang mungkin dibangun pada zaman Belanda dengan arsitek khas keraton.

Komplek pemakaman Raja-Raja Mataram terletak di sebelah selatan pasar tradisional dan sudah kelihatan pohon beringin yang menjulang di sebelah kiri jalan sebagai tanda sebuah makam Raja. Sekitar setengah jam, aku puter-puter komplek yang terdiri dari Mesjid Mataram, pemandian putri, dan bangunan berbentuk pendopo lainya. Makam Kanjeng Senopati buka pukul 10.00 WIB dan para peziarah harus mengenakan pakaian adat Jawa yang dapat diperoleh dengan menyewa pada pengelola makam.

Konon Kanjeng Senopati ini adalah Raja yang mampu menaklukkan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul, penguasa samudera selatan. Kanjeng Senopati ini adalah murid Sunan Kalijaga dan memegang teguh ajaran Islam sehingga bangsa manusia tidak boleh kalah dengan bangsa syetan, Jin, dan makhluk Allah sejenisnya.

Cuaca sangat bersahabat untuk bersepeda, aku pun meneruskan ke arah selatan menuju terminal Giwangan dan terus menuju Jl. Imogiri Timur. Banyak warung sate klatak, namun karena masih pagi dan banyak yang belum buka. Sekitar 500 m dari bangjo, aku ambil kanan menyusuri pedesaan dimana bentangan sawah, pemukiman penduduk asli dan perumahan memanjang sampai menembus Jl. Imogiri Barat, Jl. Paris, dan akhirnya sampai di Jl. Bantul.

Aku teruskan belok kanan ke arah utara dan tidak sadar telah dekat dengan SMA 7 Yogyakarta tempat aku mengawali tinggal di Yogyakarta pada tahun 1989. Di bangunan paling depan sekolah menengah atas ini yang dijuluki Teladan Sore (sebelum pindah ke Jl. MT Haryono, kami masuk sore setelah SMA 1 Yogyakarta pulang) depan tertulis "Sekti Cipta Kusuma Jati".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun