Mohon tunggu...
lfyh zahra
lfyh zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Jakarta

Mahasiswi UIN Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Korean Wave di Indonesia, Demam yang Tak Kunjung Reda

9 Desember 2023   21:12 Diperbarui: 10 Desember 2023   08:16 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, industri budaya Korea Selatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Budaya Korea Selatan bisa dikatakan mulai mendominasi di benua Asia bahkan ke penjuru dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi salah satu bagian dari sekian banyak negara yang menerima budaya Korea Selatan. Saat ini pula, Korea Selatan menginvasi dunia dan memilih generasi muda sebagai pengikutnya. Tidak hanya di generasi muda, generasi anak-anak, bahkan dewasa menerima dengan baik akan budaya Korea Selatan ini. Penyebaran budaya Korea Selatan ini biasa disebut gelombang Korea atau Korean wave.

Gelombang Korea atan Korean wave (Hallyu) adalah sebuah istilah yang merujuk pada tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di seluruh dunia dimulai dari tahun 1990-an. Istilah Hanliu (할류, Hallyu) diadopsi oleh media Tiongkok setelah album musik pop Korea, H.O.T, dirilis di Tiongkok. Hallyu sendiri merupakan istilah Tionghoa yang apabila diterjemahkan secara harfiah memiliki makna "gelombang Korea". Istilah ini adalah istilah kolektif yang digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan fenomena budaya Korea dan budaya populer yang mencakup segala hal mulai dari musik, film, serial televisi, budaya tradisional, bahasa, hingga permainan daring dan masakan Korea.

Awal mula munculnya Korean wave ialah karena Korea Selatan mengalami krisis global yang menyebabkan perekonomian mereka menjadi turun. Guna mencari cara untuk memulihkan perekonomian negara, pemerintah memfokuskan industri pada makanan-makanan dari negara mereka sendiri sebagai jalan alternatif. Saat itu pula mereka menyadari bahwa mereka tertinggal modernisasi. Akhirnya, Korea Selatan melakukan ekspor makanan beriringan dengan produk budaya-budaya negara mereka ke seluruh belahan dunia. Hingga akhirnya, budaya-budaya Korea Selatan ini sendiri menjadi populer dan digemari banyak orang, terutama di bidang musik dan film. Serial drama adalah produk Korea Selatan yang masuk pertama kali dan berhasil menguasai pasar di Indonesia. Penyebaran produk budaya Negeri Ginseng ini pertama kali terjadi pada tahun 2002 dengan tayangnya drama Korea yang berjudul "Autumn in My Heart". Drama ini akhirnya cukup sukses dan populer. Kepopuleran dan kesuksesan drama ini kemudian diikuti oleh drama-drama bahkan film Korea Selatan yang lainnya. Hingga akhirnya masyarakat mulai menyukai drama-drama Negeri Ginseng ini. Tak hanya itu, beberapa pemain drama ini sendiri bukan hanya seorang aktor ataupun aktris. Beberapa pemain merupakan seorang penyanyi atau seorang anggota girlband maupun boyband populer yang memang disukai oleh masyarakat yang bahkan dijadikan sebagai idol bagi mereka. 

Usai berhasil membawa drama dan film, Korea Selatan mulai memperkenalkan Korean Pop (K-Pop). Sama halnya dengan drama dan film, K-Pop tak kalah populer. Bukan hanya di Indonesia, K-Pop ini sendiri mendunia dan menjadi demam bagi masyarakat setempat. Jika dibandingkan dengan drama series dan film, K-Pop lah yang paling populer dan berpengaruh. K-Pop masuk ke Indonesia pada tahun 2008 dan sejak saat itu demam K-Pop tak kunjung reda hingga sekarang. Justru semakin banyak masyarakat yang menyukai K-Pop. Demam K-Pop ini bahkan menghasilkan boyband maupun girlband baru di Indonesia. Saat ini, Korean wave menjadi fenomena di seluruh dunia, yang mana efeknya sekarang tidak hanya minat terhadap kebudayaan Korea Selatan saja namun juga ketertarikan terhadap gaya busana, namun kuliner.

Fenomena Korean wave di Indonesia memiliki dampak yang mempengaruhi Indonesia sendiri. Munculnya Korean wave ini seharusnya tidak bisa menjadi alasan dan penyebab akan lunturnya atau terlupakannya budaya asli Indonesia. Pengaruh budaya Korea yang merambah Indonesia dapat dimanfaatkan guna memberikan kontribusi berharga dalam memperkaya pengetahuan dan kekayaan budaya di tanah air. Selain itu, demi mencegah hilang atau tergerusnya kebudayaan Indonesia, tentunya kita perlu menumbuhkan semangat nasionalisme yang tinggi. Sebagai warga Indonesia, perlulah lebih selektif terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia. Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya yang bersifat baik untuk perkembangan kemajuan di Indonesia seperti etos kerja yang tinggi dan teknologinya. Dengan begitu, kita dapat memperkaya nilai budaya bangsa, dan nilai budaya yang tidak bersifat baik sedapatnya ditinggalkan dan tidak diserap Kita juga dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.

Adanya Korean wave dapat menjadi salah satu sumber pemasukan ekonomi di Indonesia. Banyaknya peminat akan budaya Korea bisa kita manfaatkan dengan cara melakukan kerja sama maupun menciptakan produk yang berkaitan dengan Korea itu sendiri. Misalnya fashion, kita bisa membuat pakaian modis yang mengandung unsur Korea namun juga tak meninggalkan unsur budaya Indonesia. Kita juga bisa membuat makanan khas Korea itu sendiri sebagai bisnis kita. Selain itu, adanya Korean wave ini memberi pemasukan yang cukup besar pada penggemarnya. Banyak penggemar yang memiliki usaha karena pengaruh K-Pop. Banyak dari mereka yang memiliki bisnis jual beli merchandise official bahkan unofficial. Mereka menjual merchandise seperti photocard holder, poster, gantungan kunci yang mereka desain sendiri. Selain itu banyak pula yang memiliki Group Order yang mereka kembangkan dengan cara menjual barang-barang official dari perusahaan K-Pop itu sendiri, misalnya album yang baru dirilis, pakaian yang di desain oleh member dari salah satu group K-Pop dan sebagainya. 

Berdasarkan pandangan sosial, Korean wave ini dapat membuat Indonesia dengan Korea Selatan menjalin hubungan yang lebih baik. Selain itu, warga yang menyukai budaya dari negara lain ini bisa saling mengetahui budaya luar. Para penyuka K-Pop juga bisa menjalin hubungan jarak jauh, baik dengan warga negara sendiri maupun dengan negara Korea dan negara asing lainnya. Misalnya terdapat wanita negara Indonesia yang menyukai salah satu boyband atau boy group ternama, BTS. Wanita tersebut dapat menjalin pertemanan dengan warga di kota bahkan di negara lain yang juga menyukai boy group yang sama pula. Mereka juga bisa menjalin pertemanan dengan yang lain meskipun menyukai group yang berbeda.

Selain itu, adanya Korean Wave dapat jadikan sebagai hobi maupun motivasi. Misalnya ketika seseorang menyukai sebuah boy group ternama. Para member yang menjadi anggota dalam boy group itu sendiri tentu memiliki posisi tersendiri di groupnya, misalnya ada yang difokuskan sebagai penari, rapper, penyanyi atau mungkin kedua maupun ketiganya. Kita dapat menyalurkan hobi kita disini. Selain itu, boy group ini sendiri tentu memiliki prestasi-prestasi dari hasil kerja keras mereka. Kita bisa menjadikannya sebagai motivasi bagi diri kita sendiri untuk meraih prestasi, baik dibidang akademik maupun non-akademik. Salah satu warga Indonesia contohnya, namanya Anak Agung Ayu Puspita Aditya Karang. Agung Ayu Puspita Aditya Karang atau biasa dikenal sebagai Dita berhasil lolos audisi di Korea Selatan dan menjadi salah satu member girl group Korea Selatan yang bernama Secret Number. Dita menjadi salah satu motivasi dari sekian banyak pecinta K-Pop di negara Indonesia yang dimana walaupun merupakan dari keturunan dari keluarga yang terpandang, Dita juga mau berusaha keras tuk meraih impian mengingat bagaimana ia berusaha keras menggapai impiannya tersebut.

Adanya Korean wave ini sendiri membawa manfaat bagi diri sendiri, salah satunya yakni mempelajari bahasa dan budaya baru. Banyak penggemar yang mempelajari bahasa Korea guna menambah bahasa yang dikuasai dan agar mengerti apa yang diucapkan oleh idol, aktor maupun aktris Korea yang mereka sukai. Selain itu, adapula dari mereka yang menjadi guru les atau membuka channel YouTube yang berisikan penjelasan cara mempelajari, menghafal dan memahami bahasa Korea. Tentu ini bisa dijadikan salah satu pemasukan bagi diri sendiri.

Gelombang Korea atau Korean wave telah menjadi berkah bagi Korea, baik di bidang bisnis, budaya, sosial, ekonomi maupun citra negaranya. Adanya Korean wave ini sendiri menjadi hal positif bagi. Negara lainnya. Banyak hal yang dapat dimanfaatkan, baik di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan sebagainya. Berkembang pesatnya Korean wave ini sendiri bisa dijadikan sebagai contoh untuk mengembangkan dan mengenalkan budaya-budaya Indonesia pada dunia. Meskipun budaya Korea memang bagus, kita sebagai warga Indonesia tidak harus selalu menyenangi karya-karya negara lain saja. Karya-karya negara Indonesia pun sangat beragam yang patut diapresiasi juga. Indonesia juga mampu menjadi negara yang maju seperti Korea selatan dengan mengasah lebih kepada sumber daya manusianya. Korea Selatan dapat maju dikarenakan sumber daya manusianya selalu dilatih dan diasah untuk memajukan negara.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun