Mohon tunggu...
Leyla Imtichanah
Leyla Imtichanah Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, Blogger, Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga dengan dua anak, dan penulis. Sudah menerbitkan kurang lebih 23 novel dan dua buku panduan pernikahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudahnya Kredit Mobil Semudah Punya Anak

11 Agustus 2014   19:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kalau mau punya anak ketiga, harus punya mobil dulu karena aku gak mau pulang kampung naik bus sambil bawa tiga anak kecil-kecil.”

Ancaman itu rupanya cukup jitu untuk mendorong suami saya agar segera punya mobil, hehehe… Bukan bermaksud matre (walaupun matre itu susah dipisahkan dari wanita), tapi memang kenyataannya keluarga kecil kami sangat kerepotan setiap kali pulang ke kampung suami di Garut, mesti bawa dua anak kecil-kecil, naik kereta, lalu naik bus.

Di tahun ketiga pernikahan, saya sudah punya dua anak laki-laki usia dua tahun dan satu tahun. Suami sering sekali mengajak menengok orang tua di Garut. Saat belum punya mobil, kami harus naik kereta dari Bogor ke Jakarta (tempat pool bus antar kota). Perjalanannya bisa 45 menit. Bayangkan saja, bawa dua batita plus koper gede-gede naik kereta yang penuh. Dilanjut dengan naik bus yang juga sering penuh, terutama saat akhir pekan. Sudah tentulah dua batita itu susah duduk tenang. Nangis semua karena bus yang penuh sesak, plus perjalanan yang panjang.

Insya Allah, secara finansial, suami bisa kredit mobil. Hanya saja waktu itu dia masih banyak pertimbangan. Berhubung dia ingin punya anak perempuan, akhirnya dia menyetujui usulan saya. Ketika anak kedua sudah berusia 3 tahun, dia minta saya agar mau hamil lagi. Tentu syarat punya mobil pun harus dipenuhinya hehehe….

Alhamdulillah, ternyata kredit mobilitu mudah. Mobil pertama yang kami beli adalah mobil bekas bapak mertua. Uang muka 10 juta, sisanya melalui jasa pembiayaan kredit mobil. Semuanya diurus oleh bapak mertua. Jadi, setiap bulan kami hanya menyetor cicilannya ke rekening milik bapak mertua, yang kemudian diteruskan ke jasa leasing itu. Sayangnya, kami gak betah pakai mobil itu karena sering mogok. Namanya juga mobil bekas. Setelah beberapa kali pengalaman mogok di tengah jalan raya, plus kepanasan karena AC mobil gak berfungsi, kami pun memutuskan membeli mobil baru.

Mobil pertama itu memang hanya usaha suami untuk memuluskan keinginannya punya anak ketiga, jadi kondisinya ya begitu deh. Sebagai istri, saya harus menghargai usaha suami dong ya, walaupun hati kadang kesal juga, naik mobil yang sering mogok dan gak ada AC-nya. Mobilnya juga kecil, hanya ada 4 bangku, termasuk supir. Saudara-saudara yang numpang juga suka ngeluh, “duh kok panas, ya….?” Udah numpang, masih ngeluh yak. Akhirnya, setelah diskusi panjang dan alot, suami pun mau membeli mobil baru.

Dalam membeli mobil, kami juga harus berpikiran ke depan. Rencananya kan memang ingin punya anak banyak, jadi mobilnya juga harus lapang (sekarang saya berubah pikiran, 3 anak cukup!). Semula kami ingin membeli mobil yang kecil seharga 118 jutaan, tapi kemudian berubah pikiran karena perut saya sudah diisi calon anak ketiga. Setelah mendatangi beberapa dealer mobil dan membawa pulang beberapa brosur mobil, suami pun memilih untuk membeli mobil yang bodinya besar, tempat duduknya banyak, bagasi besar, dan bisa dipakai menjelajahi tempat-tempat yang jalannya jelek, seperti jalan masuk ke rumah saya.

Mobil pertama itu kami jual untuk menutupi uang muka pembelian mobil baru. Sisa pembayaran diurus oleh sales mobilnya. Jadi, bagaimana alur kredit mobilnya? Gampang saja. Datangi dealer mobil, ketemu dengan salesnya, nah dialah yang akan mengurus semua proses pembelian dan kreditnya.Kami hanya diminta memilih perusahaan pembiayaan kredit mobil dan menyediakan syarat-syarat yang diminta, diantaranya: fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga, slip gaji suami, dan sebagainya. Setiap bulan, kami tinggal menyicil pembayaran mobil melalui bank yang ditunjuk. Mudah banget, kan?

Tentu saja ada tipsnya biar urusan kredit mobil ini mudah dan lancar:

Pertama, pilih perusahaan pembiayaan mobil yang terpercaya. Cermati fasilitas yang disediakan, diantaranya: terpercaya, BPKB aman, produk lengkap, proses kredit cepat, memiliki dukungan ribuan dealer, jaringan luas dan pembayaran mudah, sistem online teregistrasi, mudah dihubungi, ada jaminan asuransi kendaraan dan perlindungan asuransi jiwa. Kenyataannya sekarang, mudah banget untuk klaim asuransi kendaraan, karena sudah dua kali keserempet kendaraan lain.

Kedua, bayar cicilan tepat waktu. Kalau gak tepat waktu, ya kena dendalah. Apalagi kalau gak bayar-bayar, bisa ditarik lagi deh itu mobil.

Ketiga, pilih mobil sesuai kebutuhan dan kemampuan. Seperti saya yang butuh mobil dengan bodi besar untuk menampung seluruh keluarga, tapi juga nyaman digunakan, dan terjangkau oleh isi kantong suami.

Alhamdulillah, rasaya terbantu sekali setelah memiliki mobil keluarga yang lapang dan tangguh. Perjalanan mudik lebaran kemarin salah satunya. Kebetulan kami akan sekalian merayakan syukuran khitanan dan akikah anak pertama dan ketiga. Sebelum mudik, kami pergi ke supermarket dulu untuk memborong keperluan syukuran. Bagasi mobil pun penuh oleh peralatan mudik dan keperluan syukuran. Anak-anak duduk tenang di bangku penumpang, di atas jok empuk dan AC yang sejuk. Walaupun macet, kondisi tetap nyaman karena tak perlu berdesak-desakan di bus. Anak-anak pun tak rewel.

[caption id="attachment_318729" align="aligncenter" width="300" caption="Anak Bisa Tidur Nyenyak di Mobil"][/caption]

[caption id="attachment_318726" align="aligncenter" width="300" caption="Mudik Nyaman"]

1407731948478985022
1407731948478985022
[/caption]

Akhirnya, anak ketiga pun lahir. Sekarang usianya sudah 2 tahun. Suami sudah nyolek-nyolek lagi minta anak perempuan, karena anak yang ketiga ini juga laki-laki. Hmm… enaknya minta dibeliin apa lagi, ya?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun