Mohon tunggu...
Leyla Imtichanah
Leyla Imtichanah Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, Blogger, Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga dengan dua anak, dan penulis. Sudah menerbitkan kurang lebih 23 novel dan dua buku panduan pernikahan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mari Lestarikan Air bersama Aqua

30 April 2015   21:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bu, pesan Aqua Galon dua, ya….”


Tak sampai sepuluh menit setelah sms terkirim, tukang Aqua Galon datang ke rumah saya, membawakan dua buah Aqua Galon. Yang satu segera dipasangkan di dispenser, satunya lagi disimpan untuk persediaan. Biasanya, satu Aqua Galon itu habis dalam waktu seminggu. Kecuali kalau ada tamu atau ada yang menginap di rumah, empat hari juga sudah habis. Sejak tinggal di komplek perumahan tempat tinggal saya ini, kami sekeluarga berlangganan Aqua Galon untuk memenuhi kebutuhan minum.


“Airnya kuning, bau pula!” keluh saya, ketika pertama kali menempati rumah yang dibelikan suami. Suami memang tidak menyelidiki status air di rumah kami, apakah layak dipakai atau tidak. Saat itu belum ada pompa air. Kata para tetangga, air di tempat kami memang kuning, bau, dan berminyak karena tanahnya dulu dipakai untuk perkebunan karet. Apa pun, itu berarti musibah. Kami kesulitan memperoleh air bersih. Kami pun berlangganan Aqua Galon.


Saya pernah “nakal” mengisi dispenser dengan air isi ulang, tapi suami marah-marah. Katanya, air isi ulang itu tidak enak, terasa masih mentah. Sekali Aqua, tetap Aqua. Rupanya, para tetangga yang kondisi airnya lebih baik pun berlangganan Aqua Galon, karena lebih praktis. Tak perlu memasak dulu dan hemat gas. Selain itu, insya Allah kualitas airnya terjaga. Sedangkan air tanah, walaupun terlihat bersih, belum tentu benar-benar sehat dikonsumsi.


Air untuk Kehidupan

Manusia bisa bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makan, tapi tidak bisa hidup satu hari pun tanpa air. Saat sedang berpuasa, yang membuat kita tidak tahan untuk berbuka adalah rasa haus. Kadang, kita “mencuri-curi” air melalui mandi dan berwudu supaya bisa sedikit lebih segar. Begitu azan Magrib berbunyi, yang pertama kali kita serbu adalah air. Air memang sangat penting fungsinya untuk kehidupan. Kita tidak akan dapat hidup tanpa air.


Beberapa fungsi air yang utama, diantaranya: membentuk sel-sel baru dan memelihara sel tubuh yang rusak, melarutkan dan membawa nutrisi, oksigen, dan hormon ke seluruh sel tubuh, mengeluarkan kotoran dan racun, menstabilkan suhu tubuh, sebagai katalisator dalam metabolisme tubuh, melumaskan sendi-sendi, dan meredam benturan organ-organ vital. Ketika anak-anak saya sakit panas, suami menyuruh saya agar rajin memberi mereka minum air putih sehingga panas tubuhnya menurun. Air memang terbukti benar dapat menurunkan suhu tubuh. Coba saja!


Nah, itu fungsi air bagi tubuh kita. Air pun berfungsi untuk menopang sendi-sendi kehidupan lainnya; seperti transportasi, pertanian, perindustrian, dan sebagainya. Coba kalau kita mengalami musim kemarau yang panjang, pasti hewan ternak dan tanaman perkebunan akan mati. Otomatis, manusia pun ikut mati karena tidak memiliki bahan pangan lagi. Ironisnya, pada tahun 2015 ini, diprediksikan ada empat pulau di Indonesia yang terkena krisis air bersih, yaitu Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur yang diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi dan tidak meratanya sebaran penduduk. Pertumbuhan penduduk mengubah tata guna lahan dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan air minum. Padahal, sesungguhnya Indonesia ini kaya akan sumber air, karena tingginya curah hujan tahunan yang merata di hampir seluruh wilayah Indonesia.


Kenyataan ini mengancam generasi penerus bangsa yang membutuhkan air bersih untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Air yang kotor membawa banyak kuman penyakit, bayangkan jika anak-anak kita sakit-sakitan, misalnya diare, gara-gara meminum air yang terkontaminasi kuman. Penyakit diare itu menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan, karena langsung dibuang kembali. Bagaimana anak-anak bisa tumbuh besar bila tubuhnya tidak dapat menyerap nutrisi? Tragisnya, separuh dari penyakit yang diderita oleh masyarakat Indonesia disebabkan air minum yang tercemar bakteri E Coli dan Salmonella. Baru 24 persen masyarakat yang mendapatkan air minum aman.


Aqua dan Pelestarian Air

Aqua, yang terkenal dengan produk utamanya berupa air minum kemasan, telah melakukan kampanye “Lestarikan Air untuk Kehidupan.” Aqua memiliki tanggung jawab sosial perusahaan yang berasal dari pemikiran Antoine Riboud, tentang komitmen ganda perusahaan yaitu menjalankan bisnis dengan mengedepankan keseimbangan antara keberhasilan ekonomi dan kemajuan sosial. Sejalan dengan pemikiran pendiri Aqua, Tirto Utomo, bahwasanya bisnis harus berkontribusi sosial pada masyarakat. Keduanya diaktulisasikan dalam “AQUA Lestari” sejak tahun 2006, dengan melaksanakan berbagai inisitaif lingkungan yang mencakup wilayah sub-Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terintegrasi dari wilayah hulu, tengah, dan hilir di lokasi operasi AQUA Grup. Ada empat pilar: Pelestarian Air dan Lingkungan, Praktik Perusahaan Ramah Lingkungan, Pengelolaan Distribusi Produk, serta Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun