Mohon tunggu...
Leyla Imtichanah
Leyla Imtichanah Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, Blogger, Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga dengan dua anak, dan penulis. Sudah menerbitkan kurang lebih 23 novel dan dua buku panduan pernikahan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Potret Solidaritas Suami dalam Film Kim Ji-Young

9 Mei 2020   22:33 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto screenshoot milik pribadi

Setelah menonton film "Kim Ji-Young, Born 1982" saya bergumam dalam hati, "Lho kok ini gue banget ya...." Akan tetapi, saya lebih beruntung dari Ji-Young karena saya sudah lebih dulu menjadi penulis setelah menikah sehingga saya sudah memiliki media pelepasan stres dan tidak sempat merasakan depresi. 

Kim Ji-Young, membuka realitas kehidupan wanita di Korea Selatan yang ternyata masih terkungkung budaya patriarki. Pantas saja banyak wanita sukses di Korea Selatan yang enggan menikah, karena akan mengorbankan karir dan kebebasannya. Terkungkung dalam tugas dan tanggung jawab seorang istri. Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama, karangan Cho Nam-Jo.

Lalu, di mana potret solidaritas suami dalam film ini? Kim Ji-Young adalah seorang wanita yang sukses dalam kariernya dan sempat akan naik jabatan sebelum kemudian dia menikah. 

Dia pun tidak jadi naik jabatan, bahkan harus mengorbankan kariernya setelah putrinya lahir. Awalnya, Ji-Young menikmati perannya sebagai ibu. Sampai tekanan dari orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga suami, membuatnya kehilangan kebahagiaan dan mulai depresi. Depresi pada ibu rumah tangga ini bukan hal yang bisa dianggap enteng. 

Kita banyak membaca berita tentang ibu yang bunuh diri, ibu yang membunuh anak-anaknya, ibu yang bunuh diri dengan mengajak anak-anaknya. Semua itu dikarenakan depresi. 

Gong Yo, aktor Korea Selatan yang terkenal, berperan sebagai Dae-Hyun, sebenarnya adalah seorang suami yang memiliki solidaritas tinggi kepada istrinya. Bagi saya sebagai penonton, Dae-Hyun ini suami yang sangat baik. 

Rasanya aneh ya, sudah punya suami yang sangat baik kok masih depresi. Lain halnya kalau suaminya ringan tangan dan tidak memberikan nafkah. Banyak istri yang depresi karena impitan ekonomi. Berbeda dengan Kim Ji-Young yang karier suaminya sangat mapan dan berprestasi, serta sikapnya pun sangat baik. Lalu, mengapa Kim Ji-Young masih depresi?

Wanita zaman sekarang dengan pendidikan yang tinggi dan penampilan yang menarik, tentu ingin juga memiliki karier cemerlang di kantor. Awalnya, setelah menikah, dia sukarela melepas pekerjaan karena didorong rasa cinta kepada suami dan bayinya. Lama-lama, dia merasa ada yang hilang dari dirinya. 

Dia merindukan suasana kantor, berpakaian kantoran yang modis, memakai make-up, berkumpul dengan teman-teman kantor, dan lain-lain. 

Berbeda dengan kenyataan yang harus dihadapi yang terjebak dalam rutinitas yang membosankan seperti mengganti popok bayi dan mencuci piring, hanya memakai daster dan tanpa make-up, harus bisa memasak aneka jenis masakan terutama masakan kesukaan suami, belum lagi tuntutan dari ibu mertua yang mengharuskannya menjadi "pelayan" suami yang baik. Semua itu memberikan tekanan batin pada seorang Kim Ji-Young. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun