MubajirÂ
Makanan yang terlalu banyak, bisa jadi bersisa dan tidak termakan. Saya sudah berpengalaman soal itu. Rasanya sayang sekali sisa-sisa makanan yang sudah 2-3 hari tersimpan di kulkas, terpaksa harus dibuang karena sudah tidak layak dikonsumsi. Â Muncul perasaan berdosa. Di tempat lain, banyak orang kelaparan. Eh di sini malah membuang-buang makanan. Makanya, jangan kalap belanja makanan. Akhirnya mubajir. Orang yang mubajir itu temannya setan.Â
Keuangan Jebol
Banyak yang mengatakan bahwa saat Ramadan itu justru tidak bisa berhemat, padahal kita berpuasa seharian. Salah satu alasannya ya karena kalap belanja makanan. Bukan hanya satu dua orang yang kalap belanja makanan. Fenomena kalap belanja makanan itu agaknya dialami oleh sebagian besar umat Islam yang berpuasa. Apalagi kalau melihat deretan pedagang takjil dengan aneka makanan yang menggoda. Sepertinya bisa memakan semuanya, padahal tidak. Keuangan pun jebol, tidak bisa menabung.Â
Empati terhadap Orang Lain
Di masa pandemi virus corona ini, banyak orang yang kesulitan ekonomi sehingga tidak bisa berbelanja makanan banyak-banyak. Bahkan, ada juga yang sampai kelaparan dan tidak tahu kapan berbuka. Setidaknya kita berempati kepada mereka dengan menahan diri dari berbelanja makanan terlalu banyak. Berbuka puasa dengan makanan secukupnya, makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.Â
Ingat Kesehatan
Makanan berbuka puasa itu sebagian besar tinggi karbohidrat dan gula yang bisa menjadi penyebab diabetes. Belum kalau sering berbuka dengan gorengan  yang tinggi lemak dan kolesterol penyebab stroke. Alhasil, harusnya berpuasa itu baik untuk kesehatan, tapi malah sebaliknya kalau kita kalap belanja makanan dan memakan semuanya saat berbuka.Â
Alhamdulillah, hari ini saya bisa menahan diri untuk tidak kalap belanja makanan. Cukup memasak bahan-bahan yang tersedia di kulkas. Hanya ada dua menu makanan yaitu sambal goreng ati dan tempe goreng. Ternyata sudah cukup mengenyangkan. Selamat berpuasa untuk esok hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H