Tanpa berbelanja ke luar pun, whatsapp saya selalu dikirimi daftar menu makanan berbuka puasa yang dijual oleh tetangga. Mau tidak beli, kasihan. Mau beli, sudah ada banyak makanan di rumah.Â
Di saat lapar, nafsu makan juga membuncah. Melihat daftar menu makanan berbuka puasa yang ditawarkan itu, rasanya mau beli semua. Ramadan tahun lalu, tetangga saya itu tidak ikut berjualan makanan. Barangkali didorong oleh kondisi ekonomi yang sulit, tahun ini dia berdagang makanan. Dan bukan hanya dia saja, beberapa tetangga lain juga ikut berdagang meskipun rasa makanannya masih dalam tahap belajar. Istilahnya, kalau hanya seperti itu, saya juga bisa masak sendiri.Â
Belajar dari pengalaman Ramadan tahun-tahun lalu yang kalap belanja makanan, tapi hanya berakhir di tempat sampah, saya berusaha membatasi berbelanja makanan berbuka puasa. Apalagi ada PSBB, saya jadi jarang keluar rumah.Â
Memang, tetangga akan mengantarkan pesanan saya ke rumah. Tetap saja saya tidak bisa berbelanja makanan setiap hari karena stok makanan di rumah juga masih mencukupi.Â
Sebab, perut kita sebenarnya tidak bisa menampung banyak makanan. Nyatanya, makanan-makanan itu pasti bersisa. Berhubung saya tidak mau membuang makanan, saya simpan sisanya di kulkas. Lama-lama kulkasnya penuh oleh sisa makanan.Â
Berharap berat badan turun di bulan Ramadan pun tidak terkabul karena harus menghabiskan semua makanan itu daripada mubajir. Jadi, tanpa berniat tega, kadang-kadang harus saya tolak tawaran belanja makanan dari pada tetangga. Bukan tidak kasihan, makanan yang kemarin saja masih tersisa. Kalau tidak puasa, tentu bisa saya habiskan di siang hari.Â
Apa saja alasan mengapa kita sebaiknya tidak kalap belanja makanan untuk berbuka puasa:Â
Lambung Berkapasitas Terbatas
Lambung kita kapasitasnya terbatas, tidak semua makanan bisa dimasukkan ke dalamnya. Kalau berlebihan, perut bisa sakit. Rasanya seperti perut akan meledak. Di hari pertama puasa, anak saya yang baru belajar berpuasa, kalap memakan semua hidangan berbuka puasa. Akibatnya, dia merasakan perutnya sakit melilit sampai dia tidak bisa bergerak. Orang dewasa juga sama. Kalau makan berlebihan, lambung akan memberontak.
Tidak Bisa Beribadah Malam
Ketika perut kekenyangan, pasti cepat mengantuk karena gula darah naik drastis. Akibatnya, kita langsung tidur dan sulit untuk beribadah malam seperti salat tarawih dan tadarus Al Quran. Padahal, bulan puasa ini saatnya menangguk pahala dengan beribadah sebanyak-banyaknya. Sayang sekali kalau ibadahnya hanya menahan lapar di siang hari, lalu kalap memakan apa saja setelah berbuka puasa.Â