Jack Sim pendiri Asosiasi Toilet Singapura atau 'Restroom Association of Sinagpore' (RAS) dan mengelola WTO, bukan World Trade Organization yang sangat erat kaitannya dengan politik dan tata aturan perdagangan dunia, tetapi World Toilet Organization.
Ia seorang pebinis yang sudah berhasil sejak usia 24 tahun dan kemudian mengabdikan hidupnya pada urusan toilet. Sesuatu yang terkesan satirik dalam urusannya dengan hak dasar manusia.
Di Indonesia sendiri, terdapat seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk jamban. Ia adalah Dr. dr. Budi Laksono, MHSc. Ia adalah penerima 'Live achiement Award' dari Kick Andy dan juga penerima penghargaan MURI beberapa kali.

Namun demikian, Dr dr Budi Laksono, MHSc sebetulnya bukan hanya memikirkan jamban. Di manapun ada bencana, ia pasti ada. Ini dimulai dari bencana Tsunami Aceh sampai Lombok dan Palu serta pandemi COVID-19. Ia selalu melakukan kerja sosial.
Saking getolnya pada kerja membuat jamban, beliau pernah membuat suatu kafe yang alat makannya adalah terbuat dari toilet. Jadi, toilet dipakai sebagai pengganti piring dan mangkuk.

Artinya persoalan bumi kita alam hal penanaman kembali tetumbuhan sampai dengan persoalan sanitasi adalah hal yang penting diperhatikan.
Apa itu toilet berkelanjutan? Ini adalah suatu sistem toilet yang dapat memfasilitasi pembuangan tinja dengan aman, mudah diakses, dan pada situasi yang layak.
Terdapat suatu tempat pembuangan yang memadai dan diarahkan dengan pemipaan dan di lokasi yang aman seta cukup jauh dari sumber air. Bahkan, pembuangan itu bisa dikelola untuk enerji dan bisa dirumah jadi air bersih.
Capaian suatu wilayah atau negara pada target SDGs memang merupakan prestasi wilayah atau negara itu dalam peradaban dunia. Wilayah atau negara yang tertinggal urusan toiletnya pantaslah disebut sebagai wilayah atau negara yang tertinggal peradabannya.