Kita sebagai bagian dari warga yang menghormati Hak Asasi Manusia hendaknya turut serta mendukung anggota keluarga dan anggota masyarakat yang memiliki persoalan kesehatan jiwa untuk mendapatkan haknya.Â
Terdapat beberapa hal utama yang perlu menjadi pertimbangan yang diusulan berbagai studi, termasuk the World Economic Forum.
- Semua aspek kesehatan pasti melibatkan persoalan kesehatan jiwa. Jadi, bila terdapat pasien dengan persoalan kesehatan, perlu pula diperhatikan apakah secara psikhologis mereka terpengaruh dari sakitnya.Â
- Jalin kerja sama di tingkat masyarakat, nasional dan global untuk mendorong perbaikan kebijakan dan layanan kesehatan jiwa;
- Dorong kebijakan yang lebih baik yang memanfaatkan teknologi dan pendataan lebih baik untuk mendeteksi dan mendiagnosis warga dengan persoalan kesehatan jiwa.
- Perbaiki akses layanan kesehatan mental, baik rumah sakit, SDM dan pbat maupun terapi. Ini artinya kecukupan Rumah Sakit dan jumlah tempat tidur disamping obat perlu disertai dengan harga layanan yang terjangkau. BPJS mestinya juga mempermudah layanan dan cakupan pada kesehatan jiwa. Sudah pasti, layanan asuransi swasta tidak menyediakan ini.
Ini bisa dilakukan bila kita semua punya komitmen.
Semoga peringatan Hari Kesehatan Dunia 2019 tidak hanya menjadi slogan belaka. Apakah ini juga menjadi agenda pemerintahan kita yang baru? Seharusnya iya. Dan, kalaupun tidak, ya itu pertanda bahwa memang kita belum mampu menjalankan pemenuhan hak asasi secara baik. Itu harus ktia akui, bukan?Â
Pustaka : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H