Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah Tjilik Riwut, Apakah Jokowi/Prabowo Pewujud Mimpi Sukarno atas Palangka Raya?

12 Mei 2019   05:31 Diperbarui: 12 Mei 2019   13:20 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tjilik Riwut, anak kesayangan Bung Karno. © Salni Setiadi / Beritagar.id

Tjilik Riwut dan Identitas Palangkaraya 

Dalam hidup dan perjuangannya, Tjilik Riwut selalu mendorong kelestarian budaya dan masyarakat Dayak. Perjuangannya dalam pembangunan Kota Palangkaraya yang tak pernah dijajah oleh kolonial tentu membawa arti penting. Palangkaraya menjadi sangat independen untuk memiliki sendiri budayanya, tidak harus mengikut pada sub-budaya kolonialnya. 

Artinya, tak ada dikte dari kolonial pada cara hidup, bahasa dan cara berpakaian dari masyarakat asli yang ada di Palangkaraya. Konsep ini konsisten dengan apa yang diperkenalkan oleh Memmi (1965;15). Ini suatu modal sosial. Palangka Raya bisa memiliki cirinya sendiri dan Tjilik Riwut memahaminya. Suatu pandangan yang berkemajuan untuk konteks saat itu. 

Tjilik Riwut-Gubernur Gila

Tjilik Riwut adalah orang serba bisa. Ia juga merupakan salah satu dari sedikit penerjun parasit pertama di Indonesia. "Supaya berani melakukan terjun bebas, para anggota Pasukan Payung terjun dari menara yang ada di Maguwo," kata kata Tjilik Riwut yang ditulis P.M. Laksono dan kawan-kawan dalam Pergulatan Identitas Dayak dan Indonesia - Belajar Dari Tjilik Riwut (2006). 

Pada 17 Oktober 1947, Tjilik Riwut berperan sebagai komandan dan penunjuk jalan dalam operasi yang melibatkan 14 orang penerjun itu. Mereka terjun ke Sambi, Kotawaringin, dan lantas menggalang warga setempat guna bergerilya. Momen ini yang akhirnya diperingati sebagai hari lahir Pasukan Khusus TNI-AU.

Tjilik Riwut merupakan salah satu tokoh yang penting dalam proses bergabungnya Kalimantan Tengah menjadi provinsi ke 17 di RI (Gerry van Klinken, 1957). Tatkala Kalimantan Tengah resmi terbentuk, nama Tjilik Riwut mengemuka sebagai kandidat gubernur. Gerry van Klinken dalam "Pembentukan Provinsi Dayak di Kalimantan" mengatakan "Tjilik punya karisma, dan riwayatnya meyakinkan. Terdidik sebagai paramedis, ia telah berjuang sebagai gerilyawan republik di pedalaman Borneo”.

Terdapat komentar bahwa Tjilik Riwut adalah ‘Gubernur Gila’. Ia diragukan kemampuannya untuk bisa membangun Palangka Raya. Ini karena, kota ini dibangun di atas hutan yang bersisian dengan kampung Pahandut--desa berpenduduk sekitar 900 jiwa di tepi Sungai Kahayan. Namun, tekad Tjilik Riwut yang turut serta untuk menebang pohon, mengangkat batu, beristirahat sambil tiduran bersama para pekerja, menunjukkan tekad dan kegilaan Tjilik Riwut untuk merealisasikan mimpi Sukarno. "Jangan sakit hati, kalau bapakmu dibilang 'gubernur gila. Tapi 20-30 tahun nanti, mereka akan tahu keinginan Bapak," kalimat Tjilik Riwut yang disampaikan oleh Ida Riwut (Laksono. 2006). 

Bila diamati, memang kita selalu perlu 'orang gila' untuk bekerja dan berjuang melakukan hal besar. Orang biasa tak akan bertahan untuk menyelesaikan persoalan pelik. Tentu kita ingat mengenal para 'orang gila' yang telah membuat perubahan di sekitar kita. 

Disebutkan dalam beberapa tulisan bahwa Tjilik Riwut adalah kesayangan Bung Karno. Bagai ‘Bapak dan Anak”, demikian ditulis oleh Laksono (2006). Tjilik Riwut tidak hanya dikenal dekat dengan pimpinan tetapi akrab dengan staf dan juga masyarakat. Artinya, ia memang merupakan ‘role model’ dalam sejarah Kalimantan. 

Terdapat catatan bahwa Tjilik Riwut bukanlah pribadi yang punya motivasi memperkaya diri. Ini tentu menunjukkan betapa perjuangannya semata mata untuk kebaikan masyarakat Kalimantan. Namun, sayangnya, karena ia dikenal sebagai 'Sukarnois', selepas peristiwa 30 September 1965 dan terjadi pergantian pimpinan kekuasaan, posisi Tjilik Riwutpun turut surut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun