Ini memang masuk akal. Di pinggiran kota Jakarta dan pinggiran kota besar lainnya, Odong Odong memang bisnis yang menjanjikan. Usaha rakyat yang satu ini menghasilkan potensi cuan yang cukup menarik. Suatu tulisan di Kompasianapun pernah menyampaikan bahwa penggemar Odong odong yang notabene adalah anak anak, bisa menaikki Odong odong setidaknya sekali dan bahkan sampai 3 kali sehari. Anak anak hanya dikenakan biaya Rp 2.000 sampai Rp 5.000 per putaran. Minimal perharinya bisa Rp 200.000 sampai Rp 500.000-. Artinya, dalam seminggu pendapatan bisa mencapai Rp 1.400.000 sampai Rp 3.500.00,-. Itu adalah gambaran kasar pendapatan dari Odong odong di wilayah pinggiran Jakarta yang telah banyak persaingan.
Pada kondisi yang persaingannya tidak ketat seperti Bukittinggi, terbukti Nikki bisa meraup pendapatan besar. Memang untuk Bukittinggi, harga sekali perjalanan atau sekali permainan dibandrol Rp 5.000,-. Dari hitungan di atas, artinya Nikki bisa mengkisahkan bahwa ia dapat menghasilkan pendapatan Rp 90 juta dalam seminggu, artinya, pendapatan per harinya adalah sekitar Rp 8 sampai dengan 12 juta!. Juga, dalam sehari ia kantongi keuntungan sekitar Rp 5 sd 6 juta per hari. Dari hitungan saya, Gila ya?!. Mendengar kisahnya, saya harus angkat topi pada sosok millennial ini.
Saat ini memang usahanya tidak dilanjutkan lagi, karena kesibukannya di pekerjaan, partai dan politik. Peralatan Odong odong itu akhirnya ia sumbangkan ke beberapa wilayah di Dapilnya untuk dapat menghibur anak anak di wilayah itu. Tentu, ini baik sekali karena untuk tujuan lebih baik, bukan sekedar untuk mencari uang atau untuk mencari suara.Â
Catatan saya pribadi tentang Nikki adalah bila seseorang bisa melakukan opsi menarik dan inovatif dalam hidupnya, ia bisa bertahan dalam masa penuh tantangan ke depan. Ini modalitas penting untuk menjalankan hidup ke depan. Saya percaya, Nikki akan mampu melawan ombak samudera.Â
Caleg Millenial Melawan Hoaks
Nah, kita boleh diskusikan hal lain tentang Nikki ya. Nikki memutuskan masuk ke dunia politik ketika nelihat rendahnya partisipasi kelompok muda di arena ini. Memiliki ayah yang aktif di Partai berlambang Kabah ini membuat dirinya tergugah untuk bergabung.Â
Sebagai Caleg dari partai PPP, Nikki menggunakan cara kampanye berbeda dengan caleg tradisional. Ia tidak mengumpulkan massa di suatu tempat untuk berorasi. Ia banyak berdiskusi dan berkonsultasi dengan warga pemilih.Â
Dalam masa kampanye, Nikki menjalankan pendekatan kampanye dari Pintu ke Pintu, sekaligus ia lakukan kampanye Presiden. Ini pendekatan yang menurutnya sesuai dengan misi dan slogan partainya "Bergerak Bersama Rakyat". Ia menilai program-program yang melibatkan masyarakat akan menjadi jauh lebih bermanfaat bagi calon pemilih. "Melalui pendekatan ini, kita bisa berkumpul sekaligus berbicara dengan menyatukan misi dan semangat".Â