Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Biksu dan Gadget

5 Maret 2019   06:52 Diperbarui: 5 Maret 2019   14:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat itu saya ada di ibu kota lama Thailand di Ayutthaya, kota tua Siam dan sekedar berjalan di area di Wat Ratchaburana. Karena memang area Ayutthaya adalah dalam konservasi UNESCO sebagai wilayah warisan, maka saya bisa menemukan banyak kuil tua yang terawat.

Sambil memotret beberapa obyek di wilayah kuil Wat Ratchaburana, saya menemukan beberapa hal yang menarik. Seorang biksu muda berdoa, berjongkok dan kemudian ia berjalan dengan payung membawa gadgetnya, sebuah ipad. Pemandangan itu sangat menarik dan kontras. 

Saya menyebutnya indah. Baju katun warna coklat sederhana yang menyelimuti badan biksu, payung biru kehitaman dan ipad warna perak. Melenggang pelan. Tanpa beban. Ekspresi teduh.  Ia juga beberapa kali melakukan swafoto. Saya berijin turut memotretnya. Ia tidak keberatan. Tetap natural. Tidak berpose. Tetap seperti tadi. Tapi indah. Rejeki saya.

Alhasil saya dapatkan foto menarik pada hari itu. Foto sempat saya kirimkan ke National Geographic Indonesia dan diterbitkan di salah satu edisinya. Rejeki saya yang selanjutnya. Ucap syukur, tentu. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Biksu dan Gadget (Dokpri)
Biksu dan Gadget (Dokpri)
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Namun rupanya pemandangan semacam itu saya temui di banyak tempat di Thailand. Selama ini, asumsi sayalah yang salah. Kehidupan sederhana dan memiskinkan diri dari para biksu tidak berarti mereka memisahkan dari perkembangan dunia. Artinya, menjadi biksu bukan berarti harus gaptek. 

Setelah saya baca beberapa berita, saya temui juga catatan tentang biksu biksu yang sangat melek gadget di Tibet. Adalah hal biasa menyaksikan biksu dengan membawa HP. Chinadaily.com pun memberitakan tentang Champa Kalsang, seorang biksu dari biara Tibet yang memiliki akun twitter dan aktif di beberapa media sosial.

Champa Kalzang mengecek 'amartphone' (Photo: Chen Bei/chinadaily.com.cn)
Champa Kalzang mengecek 'amartphone' (Photo: Chen Bei/chinadaily.com.cn)
Ternyata biksu juga memiliki kehidupan pribadi dengan keluarga dan mereka mengirim berita melalui media sosial. Chamsa Kalsang diberitakan Chinadailynews.com mengirim ucapan Hari Ayah atau Hari Ibu kepada orang tuanya. 

Ia pun menayangkan foto keponakannya yang baru lahir di media sosia. Iapun sering memuat tayangan swafoto. Memang para biksu penuh dengan kegiatan doa, belajar dan membaca kitab kitab. Namun, kuil dan biara tidak bisa menceraikan para biksu dari modernitas.

Ketika terdapat bencana di China, beberapa biksu juga menayangkan berita tentang itu dan memberikan doa untuk keselamatan masyarakat di sekitar wilayah bencana dan mengirim secara khusus doa bagi mereka yang menjadi korban dan meninggal. Tidak lupa mereka memasang foto sang Buddha.

Mereka berpendapat bahwa media sosial membantu mereka memahami apa yang terjadi di dunia, dan menolong sesama selagi bisa. Bagi biksu di Tibet, gadget juga membantu mereka menyebarkan cerita budaya dan kehidupan di biara kepada masyarakat. Menyebarkan berita baik, intinya. Artinya, media sosial membuat kerja biksu menjadi lebih efektif.

Bahkan mereka telah berhasil mengadakan kegiatan penggalangan dana untuk menolong warga miskin agar dapat ditindaklanjuti tim kesehatan dan kedokteran untuk melakukan operasi tengkorak seorang bayi berusia setahun dari keluarga miskin. Dana dapat digalang selama lima hari dengan perolehan dana mencapai kurang lebih Rp 40 juta.

Studi menunjukkan bahwa Tibet memiliki prosentase tinggi, yaitu 95%, terkait penggunaan HP dan gadget di tahun 2015. Hal serupa juga ada di Thailand. 

Secara khusus, di lingkungan biara, memang banyak biksu yang memiliki akun FB dan IG. Mereka juga memiliki HP dan laptop. Karena biksu miskin, maka mereka biasa mendapatkan gadget itu dari keluarganya. Demikian Chinadaily news memberitakan. 

Belanja gadget di antara orang Tibet memang tinggi. Tercatat 700 dari 1.200 biksu yang berada di biara Champa Ling memiliki gadget dan dengan merek merek terkenal seperti Samsung, Huawei dan Apple. 

Biksu yang lahir di atas 1980 hampir semuanya mengenal gadget. Bahkan, Kuil memiliki kode quick response atau QR bagi pengunjung dan pejiarah sehingga secara mudah dapat mengakses layanan informasi dengan berbagai bahasa. Hal ini mempermudah penyebaran informasi. 

Informasi yang menggunakan bahasa Tibet dengan mudah muncul dalam bahasa bahasa dunia melalui penggunaan QR tersebut.

tech.com
tech.com
Di chiang Mai, bahkan ada program "Monk Chat" atau mengobrol dengan biksu. Program ini membuka kesempatan agar warga dapat berbicara apa saja dengan biksu. Biksu menggunakan gadget juga untuk belajar, termasuk belajar bahasa Inggris. Ini tentu sesuatu yang menarik.

Yang menarik, ada pesan biksu yang relevan juga untuk kita semua. Pesan itu adalah "Gunakan tekonologi, namun jangan teknologi menggunakanmu. Ketika kau menggunakan tekonologi, kau menjadi boss. Ketika teknologi menggunakanmu, maka kau adalah budak. Seenak enaknya teknologi menguasaimu, kau akan tetap menjadi budak". Pesan yang sangat relevan untuk kita juga.

Pustaka :

Satu

Dua 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun