Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Hari International Pendidikan, Perjalanan dari Babilonia ke Pasca Milenial

24 Januari 2019   12:20 Diperbarui: 25 Januari 2019   06:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eropa pada masa abad 17 dan 18 merupakan masa kelabu pendidikan.  Kedisiplinan ditegakkan, tetapi guru banyak yang tidak kompeten. Materi pelajaran ditekankan pada bagaimana menghapal kata dan kalimat, sementara murid pada umumnya tidak memahaminya. Banyak guru bahkan tidak bersekolah. Namun demikian, terdapat kontribusi penting dari era ini dalam hal melahirkan ahli pendidikan dan filosofi.

Pada era abad 16 inilah pendidikan anak masuk dalam sistem. Teori tentang ' 'Orbis Pictus' yang diperkenalkan Comenius, melalui adanya ilustrasi pada buku anak anak. Bahkan, pengaruh Comenius yang penting ini bukan hanya menjadikan ia sebagai reformis dalam bidang pendidikan tetapi juga pada buku pelajaran berilustrasi dan buku cerita dongeng anak. Tentu saja, ada yang pro dan kontra di antara orang tua. Buku bukunya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipakai selama 200 tahun.

Comenius (openculture.com)
Comenius (openculture.com)
Masa abad 16 dan 17 melahirkan banyak filosofer  yang menelurkan teori teori tentang ilmu sains. John Locke (1632-1704), misalnya memperkenalkan tentang pentingnya aspek mental dalam pendidikan. Dapat dikatakan, ialah yang memulai pengetahuan yang akhirnya disebut sebagai psiklologi pada abad 20. 

Adalah Jean-Jacques Rousseau (1712-78) yang mempelopori adanya pendidikan untuk anak. Ia membagi pendidikan dari usia 2 sampai 12 tahun untuk baca, tulis dan berhitung, lalu pendidikan untuk usia antara 12 sampai 15 tahun, dengan memberikan sains dan geografi. Sayangnya, setelah Rousseau meninggal. Pendidikan kembali ke sistem kontrol yang ketat.

Khusus di Amerika, pendidikan kolonis bermula di New England pada abad 17. Murid yang masuk ke sekolah adalah anak orang kaya. Anak dari keluarga miskin tidak bersekolah. Harvard College, yang dibuka pada 1636 punya misi mencetak lulusan pendidikan latin. Pendidikan humanis dan buku yang dipakai di Eropa juga dipakai di Amerika, termasuk buku Orbis Pictus.  Pada massa itu, buku 'The New England Primer' adalah kontribusi Amerika pada bidang pendidikan. Buku buku ini dipakai sampai abad 19. Pendidikan masa ini dipengaruhi dengan agama yang ada, Protestan dan Puritan. Pada abad 18, dalam semangat menyebarkan sains, komersialisasi dan sekuler, pendidikan koloni menjawab kebutunan pedagang dan seniman. Hal ini bersaing dengan pendidikan yang berorintasi pada agama. Sebagai contoh, sekolah yang didirikan oleh Benjamin Franklin pada 1751 adalah sekolah yang pertama dan bersaing dengan sekolah latin. Situasi revolusi di Amerika membuat sejarah Amerika dan geografi muncul dalam pendidikan.

Pada era ini, Eropa mengembangkan sistem pendidikan nasionalnya. Buku yang menjadi bacaan wajib adalah Charles Dickens. Sayangnya, pada masa itu, guru yang baik sulit ditemukan karena posisi sebagai guru dianggap sebagai pilihan terakhir.

Pada masa inilah, lahir pula sekolah taman kanak kanak (TK) yang diperkenalkan oleh Friedrich Wilhelm Froebel (1782-1852). Sekolah ini memberi ruang kepada anak anak untuk lebih banyak bermain. 

Frobel Education.org
Frobel Education.org
Abad 19 mencatat banyak hal. Aspek psikhologi diperkenalkan oleh Herbart yang berkebangsaan Jerman. Lalu, pada awal 1900, Montessori membuat sekolah untuk anak usia 3 sampai 7 tahun.  Seperti Wilhelm Froebel, Montessori banyak memberi kesempatan kepada anak anak untuk lebih melakukan kegiatan bermain. Pada abad yang sama, pendidikan di Amerika berkembang. Adanya sistem pendidikan 'college’ sebagai tahap persiapan menuju universitas juga lahir.

Hackeducation.com
Hackeducation.com
Memasuki abad 20, pendidikan banyak dipengaruhi oleh konteks dan situasi dunia yang mengalami begitu banyak peperangan, baik Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Juga, konflik sosial dan bias serta diskriminasi berbasis rasial bermunculan. Adanya Negara Negara yang merdeka di wilayah Asia dan Afrika atau disebut Negara dunia ketiga, setelah Eropa dan Amerika, menjadikan pendidikan juga dianggap sebagai media perdamaian. Jumlah penduduk bertambah dengan cepat, dan karenanya ini adalah era yang disebut ‘baby boomers’. Jumlah universitas berkembang di mana mana. Pendidikan tinggi lanjutan dan pasca sarjana serta doctoral juga bertambah banyak. Bidang pendidikan berkembang, tidak hanya untuk bidang sains tetapi juga sosial dan seni. Pada masa ini terdapat ‘baby boomers’ dan sekaligus Generasi X.

Memasuki masa Millennium (untuk mereka yang lahir pada 1981 sampai 1999) pendidikan dicirikan dengan pendidikan dan pembelajaran global. Teknologi memegang peran besar. Tidak ada pendidikan bila tidak ada teknologi di abad millennium. Demikan banyak orang berkata. Mesin ketika menjadi barang antik. Mereka mengenal alat detector metal. Fasilitas computer dan alat komunikasi membuat murid bisa mencatat dan mengerjakan tugas dengan computer dan mengkomunikasikannya dengan mudah dengan para pengajar. Penggunaan media ‘online’ menjadi kebutuhan. Teknologi ada di ruang kelas, dan menghubungkan dengan berbagai sumber pengetahuan yang ada di seluruh dunia. Inilah Generasi Y.

Secara bersamaan, terdapat kesempatan dan kesenjangan di antara anak, orang tua serta guru dalam hal pendidikan di era ini. Mereka menggunakan media dan ‘bahasa’ yang berbeda. Media media seperti website, WA group, dan media sosial dianggap menjadi jembatan atas kesenjangan itu. Pendidikan internasional menjadi ciri pendidikan pada era ini. Pada masa ini media sosial mulai menjamur. Pada saat yang sama, era ini dianggap era yang  menyedot kocek orang tua, karea biaya pendidikan meningkat sejak 1980. Mahalnya buku pelajaran di era ini menjadikan buku elektronik menjadi populer dan merupakan kebutuhan.  Generasi ini menarik karea terdapat keragaman budaya dan ras yang menjadikan mereka sangat dinamis.  Juga dinilai mereka tidak serelijius generasi sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun