Mohon tunggu...
Laurentius Eko Koesdarnadi
Laurentius Eko Koesdarnadi Mohon Tunggu... -

Karyawan BUMN

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Meredam Amarah (Pasangan) untuk Tetap Bertahan

25 Juli 2011   09:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu kita berjanji sehidup semati bersama pasangan kita....

terucap kata" aku akan menerima kamu apa adanya...."

dan berharap itu menjadi hal terpenting yang mendasari perjalanan hidup kelak.

Dan berlangsunglah prosesi pernikahan, kita hidup bersama dengan pasangan.

Dalam perjalanannya pernak-pernik hidup berumah tangga muncul diantaranya

cek-cok masalah rumah tangga.... pasangan  diam tanpa sebab. Ato ada saja

alasan untuk marah, diam bahkan mendiamkan kita.

Ditanya tetap membisu, malahan menjauh.... disitulah ujian mulai berjalan.

Kadang tak masuk di akal untuk diterima. Bahkan cenderung kita akan merespondnya dengan

sikap serupa...... akibatnya bertambah tidak terkendalii sikapnya.

Disaat itulah "kesabaran" diukur, diuji, dijajal dan dikonfirmasi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun