Mohon tunggu...
Lex dePraxis
Lex dePraxis Mohon Tunggu... -

Saya adalah Love & Relationship Coach, founder Hitman System, Lovable Lady, dan KelasCinta.com, portal edukasi hubungan cinta #1 di Indonesia semenjak tahun 2006. Saya juga berprofesi sebagai seorang life coach, konsultan, hipnoterapis serta trainer dalam berbagai bidang ilmu psikologi terapan, seperti hipnosis dan Neuro Linguistic Programming.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Langsing Itu Cantik Seksi?

5 Maret 2012   05:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah mensurvei ukuran figur wanita yang disukai oleh pria. Mayoritas responden memilih dengan tegas figur wanita yang di tengah, disusul figur wanita kanan, lalu terakhir figur wanita kiri. Mayoritas responden adalah pria, jadi bisa dibilang kaum pria lebih menyenangi wanita-wanita yang cenderung berisi (atau gemuk) dibandingkan yang kurus. Hasil survei sederhana ini juga ternyata sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh majalah FHM terhadap 60,000 responden. Lalu demi Tuhan kenapa para wanita yang jadi gebetan dan/atau pacar kita suka komplen kalau dirinya gemukan? Mereka sibuk menurunkan berat badan, mengatur diet, menahan nafsu makan, dan berbagai ritual pengecilan tubuh lainnya itu dilakukan untuk siapa? Mereka bersikeras menampilkan tubuh yang langsing agar menarik dan seksi menurut siapa? :p Jelas bukan untuk pria, karena sesuai survei di atas pria lebih suka yang tubuh wanita yang berlekuk, berlemak, berisi atau gempal.. atau istilah saya 'cabbi'. I love curvy and chubby girls, dan saya yakin saya sama sekali tidak sendiri dalam hal tersebut. Sepanjang hidup saya sampai hari ini jarang sekali mendengar pria yang tidak menyenangi ke-cabbi-an wanita. Itu karena secara genetik, pria terprogram untuk mencari wanita dengan bentuk tubuh yang berlekuk (kadang disebut seperti gitar, biola, jam, pasir, atau sejenisnya) karena dianggap memiliki indikator kesehatan yang prima. Menurut kajian psikologi evolusi, pria diprogram secara genetik untuk tertarik pada wanita yang terlihat paling subur. Titik-titik fokus kesuburan biasanya tercermin pada ukuran buah dada dan pantat yang besar, serta keberadaan lemak pada bagian-bagian lainnya. Salah satu 'tanda' kesuburan lainnya adalah pinggang yang lebar karena itu memungkinkan kemudahan saat melahirkan bayi. Hal-hal tersebut terjadi secara otomatis dalam kode genetik dan alam bawah sadar pria, sekalipun dia tidak pernah mempelajari ataupun mengetahuinya sama sekali. Preferensi akan intensitas cabbi mungkin berbeda-beda. Ada pria yang suka wanita yang bertubuh gempal padat, ada yang suka gemuk bertumpuk, ada yang suka bundar bola membal-membal, dsb. Itu semua cuma soal selera. Preferensi distribusi ke-cabbi-an juga bisa berbeda-beda. Ada pria yang cuma suka di wanita berpipi cabbi, ada yang cuma suka di cabbi pundak dan lengan atas, ada yang suka di dada, pantat, dst. Intensitas dan distribusi yang tepat akan menghadirkan lekukan yang mempesona bagi mata pria. Bukan saja lemak disukai oleh pria, tapi sebenarnya lemak pun sangat esensial dalam biologi wanita dan diperlukan dalam keberlangsungan hidupnya. Secara rata-rata, wanita memiliki 6-11% lebih banyak lemak dibandingkan pria karena salah satu efek hormon estrogen adalah mengurangi kemampuan wanita untuk membakar energi sehingga lebih banyak lemak disimpan dalam tubuh. "Setelah pubertas, tingkat estrogen wanita terus meningkat demi menciptakan penampilan yang sehat subur agar bisa menarik perhatian lawan jenis, dan mempersiapkan lingkungan yang tepat untuk kehadiran fetus dan kondisi menyusui," demikian kata Anthony O'Sullivan, seorang profesor dari St George Clinical School. Wanita harus memiliki sekitar 20% lemak di tubuhnya agar bisa berovulasi dengan baik dan hamil. Lemak-lemak yang bertumpuk di bagian kaki (pantat, paha, betis) berfungsi untuk menyimpan energi yang diperlukan saat menyusui. Stephen Stearns, seorang profesor di Yale University, melakukan studi terhadap 5,209 orang sepanjang 60 tahun dan menemukan pola estimasi bahwa wanita di masa depan secara alamiah akan semakin menggemuk, lebih dini mengalami menstruasi dan lebih lambat mengalami menopause, sehingga memiliki jendela masa reproduksi yang lebih panjang. Ini kurang lebih menyatakan bahwa wanita yang memaksakan dirinya untuk kurus langsing berarti sedang menentang kode-kode alam yang ada di dunia ini. William D. Lassek menulis buku yang menarik, Why Women Need Fat, dan berikut saya kutip pendek: "Evidence from all over the world suggests that men strongly prefer women who have a lot of body fat (roughly 30 percent of their body weight) and whose body fat is distributed in a particular way, with very little in the waist but much more in the hips, buttocks and thighs, producing a small waist-hip ratio." Ini bukti bahwa kelebihan berat tidak membuat wanita jadi 'cacat', justru membuat Anda tampak hebat jika bisa Anda posisikan di lokasi yang tepat. Tumpukan lemak membuat tubuh wanita terlihat lebih halus dan berlekuk tanpa-sudut. Lekukan tubuh pada bagian dada, pinggul, pinggang, pantat, dan paha yang disebabkan oleh kehadiran lemak justru mengindikasikan bahwa wanita itu sehat dan kuat untuk bereproduksi, itu sebabnya pria secara insting evolusi lebih tertarik pada figur demikian. Itu sebabnya kita bisa melihat adanya perbedaan signifikan antara para model fashion wanita di majalah wanita dan para model wanita di majalah pria. Model di majalah wanita lebih menampilkan kelangsingan tubuh supaya bisa menonjolkan busananya, sementara model di  majalah pria lebih menampilkan kelekukan tubuh karena memang itu lebih menggairahkan. Tubuh model wanita untuk majalah khusus pria (seperti Playboy) biasanya 36% lebih berlemak dan berlekuk dibanding tubuh model untuk busana wanita. Itu sebabnya aneh sekali jika banyak wanita beralasan ingin tampil kurus langsing demi menjaga kekasihnya agar tidak selingkuh, padahal justru itu yang membuatnya jadi tergoda penampilan wanita lain. "Unfortunately, many women seem to believe that men find skinny women like fashion models especially attractive. In study after study, women consistently underestimate the amount of body fat that men prefer. When asked to predict the figure that men will find most attractive, women consistently choose a skinnier figure than the men actually prefer," demikian tulis Lassek dalam bukunya. Dalam studi yang lain, Steven Gaulin menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara rasio besar lekuk pinggul-pinggang seorang wanita dengan kemampuan berpikir anaknya. "The bigger a mother’s hips (relative to her waist), the smarter her offspring. With every decrease of 0.01 in a mother’s waist-to-hip ratio, her child’s average cognitive score is raised 0.061 points." Alasannya adalah otak memerlukan banyak lemak bernama Omega3, dan lemak tersebut disimpan pada pinggul dan paha ibunya, persis seperti penemuan studi Profesor Anthony di atas. Jadi jika saya ambil kesimpulan yang sangat simplistik berdasarkan data-data di atas, tubuh wanita justru perlu cukup cabbi agar bisa berkompetisi mendapatkan jodoh dan kemudian bereproduksi dengan baik. So WTF are our ladies doing with all their never ending obsession of a slimmer, thinner, more slender and fat-free body? Saya akan jawab.. simak baik-baik, ladies and gentlemen. Dalam setiap workshop, saya menjelaskan bahwa wanita tampil seksi dan cantik bukan untuk pria, melainkan untuk berkompetisi dengan wanita-wanita lainnya. Itu bukan sembarang pendapat saya saja, tapi juga senada dengan pendapat editor majalah wanita Cleo, Nedahl Stelio, yang mengatakan, "Women did not diet for men but for other women. Most men I know would go for more boob over thinner thighs, but women, by nature, are competitive with other women. If the society and celebrity ideal is thin, that's what she's going to aspire to, just to get one up on other women." Tapi sebagai seorang hypnotherapist, saya menemukan alasan yang jauh lebih mendasar lagi -dan ini terjadi di alam bawah sadar- yaitu wanita terus merakit penampilannya demi tetap merasa indah, berharga, dan cantik. Nah seringkali yang jadi masalah adalah siapa yang menjadi standar indah, berharga, dan cantik para wanita itu. Jawabannya: para model dan selebritis yang ada di majalah, iklan, dan televisi. Semua gebetan dan kekasih kita terobsesi ingin jadi secantik para model kalengan jaman sekarang, atau jika mengutip istilah JK Rowling, "Empty-headed, self-obsessed, emaciated clones." Padahal para model tersebut memiliki komposisi 23% lebih kurus daripada figur rata-rata wanita dunia saat ini, dan secara statistik figur para model majalah itu hanya dimiliki .03% dari wanita populasi dunia ini.. itupun masih harus ditambah editing photoshop lagi! Angka-angka di atas berarti sulit sekali untuk menjadi indah, berharga, dan cantik jika harus mengikuti standar para model dan selebriti. Jadi sangat tidak heran jika kebanyakan wanita jarang sekali benar-benar merasa tenang dan puas dengan tubuhnya sendiri. Wanita terlalu sering bercermin di media massa, sehingga sedih dan tertekan ketika bercermin melihat refleksi dirinya di kaca. Media di seluruh dunia berkolaborasi membombardir para wanita dengan berbagai foto model yang sedemikian kurus dan langsing, atau kurang lebih seperti wanita yang gambar paling kiri dari survei saya di paling atas. Bayangkan saja, seorang wanita kira-kira berhadapan dengan 400-600 iklan setiap harinya, jadi ketika dia berusia 17 tahun, dia sudah 'dicuci otak' oleh lebih dari 250,000 pesan komersil lewat berbagai media. Survei yang diadakan oleh agen periklanan internasional, Saatchi and Saatchi, mengungkapkan bahwa wanita jaman sekarang dibesarkan dengan satu rasa takut, yaitu takut jadi tua dan tidak cantik lagi. Studi lain menemukan bahwa 77% dari iklan untuk anak perempuan berbicara tentang pergaulan dan kecantikan, sementara iklan untuk anak laki-laki lebih berbicara tentang hobi dan prestasi. Tayangan seperti inilah yang mengakibatkan anak-anak perempuan tumbuh jadi wanita dewasa yang jauh lebih self-conscious tentang tubuhnya dan terobsesi tentang penampilannya sebagai ukuran keberhargaan diri. Salah satu studi menyatakan bahwa wanita akan lebih tertarik pada produk-produk yang dikenakan pada model bertubuh kurus. Paul Hamburg,  seorang profesor at Harvard Medical School, menulis demikian, "The media markets desire. And by reproducing ideals that are absurdly out of line with what real bodies really do look like... the media perpetuates a market for frustration and disappointment. Its customers will never disappear." Mantan editor majalah Marie Claire, Liz Jones, menyatakan dengan tegas bahwa media merupakan industri yang mengerikan. "Designers want you to believe that you are not beautiful enough or young enough or thin enough, and they do that by draping cadaverous 16-year-olds across double-page spreads so you will feel so wretched that you will have to buy their products to make yourself feel better," katanya. Dan jika media tidak mempromosikan wanita-wanita bertubuh kurus langsing di halaman majalahnya dan sorotan tayangannya, maka mereka akan kehilangan banyak koneksi dari para desainer, ditinggalkan para brand dan sponsor, serta tidak lagi mendapat undangan gratis untuk kursi terdepan di acara fashion show. Sharon Lamb, seorang psikolog, menulis dalam bukunya yang berjudul Packaging Girlhood: Rescuing Our Daughters From Marketers' Schemes, "Girls today, even very young ones, are being bombarded with the message that they need to be super-skinny to be sexy." Bukan saja mereka dicuci otak ribuan kali oleh  pesan itu, namun berbagai brand pakaian memang mencetak outfit yang cantik seksi dalam ukuran 'tubuh anak-anak' alias mungil, kecil dan langsing. Kondisi di atas adalah alasan yang paling sering saya dengar dari wanita yang bersikeras melangsingkan tubuh, "Karena baju-baju bagus biasanya ukuran kecil!" Lagi-lagi menguatkan dengan apa yang ditemukan oleh Saatchi and Saatchi, yakni bahwa wanita modern kini semakin dibesarkan dengan kekhawatiran menjadi dewasa (baca: tua dan gemuk) dan tidak bisa lagi menggunakan pakaian-pakaian sewaktu muda. Berikut adalah kompilasi hasil penelitian tentang dampak media terhadap persepsi kurus-gemuk di pikiran wanita dunia:

  • 3 dari 4 wanita menyatakan bahwa dirinya kelebihan berat badan, padahal setelah dicek oleh tim medis terbukti hanya 1 dari 4 saja yang benar-benar demikian.
  • Wanita menaksir ukuran pinggulnya 16% lebih besar daripada ukuran sebenarnya dan pinggangnya 25% lebih besar daripada ukuran sebenarnya, padahal mereka bisa dengan akurat mengukur lebar sebuah kotak.
  • Wanita memiliki 13 pemikiran negatif tentang tubuhnya setiap hari, dan sekitar 97% dari mereka mengaku setidaknya berpikir, "Saya tidak suka tubuh saya," sekali dalam satu hari.
  • Jika ukuran mannequin jaman modern ini ditiru persis oleh wanita, maka kemungkinan besar wanita itu memiliki gangguan menstruasi alias tubuhnya tidak sehat.
  • Wanita selalu berlomba-lomba mengikuti figur model, padahal realitanya hanya berkesempatan 7% untuk bisa selangsing para model catwalk dan 1% untuk bisa jadi 'kurus seksi' seperti  para supermodel kelas atas.
  • 68% wanita merasa penampilan dan dirinya tidak indah setelah membaca majalah wanita.
  • 75% wanita yang memiliki berat badan ideal merasa dirinya kegemukan dan 90% wanita merasa dirinya lebih besar daripada sebenarnya.

Kelam dan mengerikan yah.. Jadi apa yang bisa kita lakukan sekarang? Gentleman, ingatkan bahwa kekasih Anda tetap indah, berharga, dan cantik tanpa perlu jadi sekurus dan selangsing para model di majalah-majalah favoritnya. Ajak dia berdiskusi tentang isi trilogi tulisan saya tentang kecantikan: Apakah Cantik Otomatis Bahagia, Harga Kecantikan, dan  Apakah Langsing = Cantik Seksi? yang sedang Anda baca ini. Lalu ingatkan dia bahwa para model dan selebritis itu dibayar untuk jadi 'gantungan baju' bagi para desainer dan toko baju. Para model itu bekerja keras menghilangkan lemak-lemak tubuhnya agar tetap bisa menarik perhatian orang yang ingin memperkerjakannya dan memberinya uang untuk kebutuhan hidupnya.. bukannya agar mereka bisa merasa indah-berharga-dan-cantik! Ladies, ada baiknya Anda mendengar apa kata kekasih dan pasangan tentang kecantikan dan penampilan tubuh Anda. Jangan gunakan pemikiran Anda sendiri, apalagi membandingkan diri dengan apa yang Anda lihat di media. Berhentilah mengejar standar kecantikan di media yang jauh dari realistis. Lupakan juga nafsu kompetisi Anda dengan wanita-wanita lain.  Dan terakhir buang jauh-jauh ketakutan Anda bahwa kekasih akan tergoda dengan wanita yang lebih kurus dan langsing daripada Anda. Kalaupun ternyata kekasih Anda selingkuh dengan wanita demikian, lepaskanlah dan biarkanlah dia pergi dengan si 'gantungan baju'. Saya adalah pencinta wanita cabbi, karena di mata saya, cabbi itu seksi. Terserah bagaimana posisi Anda tentang isu ke-cabbi-an ini, tapi saya pikir kita perlu bersama-sama terus membisikkan kepada sebanyak mungkin wanita bahwa kelangsingan bukanlah standar keindahan. Sehat alamiah itulah yang indah.. dan sedikit lemak di sana sini, justru itu membangkitkan gairah. Lalu bagaimana dengan para wanita yang memang bertubuh langsing 'dari sononya' dan tidak bisa gemuk-gemuk? Kalian juga indah, berharga, dan cantik kok. Dan selangsing-langsingnya Anda, pasti ada beberapa bagian yang empuk lembut kenyal-kenyal 'kan..  nah selamatkan bagian-bagian itu. :D Save the chubby, save the world.. ;) Salam revolusi, Lex dePraxis

Twitter
Facebook
ps. Ingin dunia jadi lebih hangat dan empuk? Sebarkan artikel ini via Twitter dan Facebook..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun