Mohon tunggu...
Eldo Le Wirrya
Eldo Le Wirrya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hi, I'm a Human Brand Counsellor & eCommerce Strategist !\r\n\r\nSaya percaya, integrasi yang benar antara Keyakinan, Harapan, Cinta Kasih dan pengenalan Jati Diri dapat merubah Indonesia dan bahkan Dunia yang tua ini menjadi tempat yang damai sesuai dengan tujuan diciptakan-nya. \r\n\r\nCek profile saya di : http://linkedin.com/in/ewbrata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Periode emas bagi orang tua

18 September 2010   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seringkali banyak orang tua mengeluh kepada tim advisor kami perihal ketidakmampuan mereka mengatur dan mengarahkan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa.

” Kayaknya apa yang kita katakan itu hanya masuk telinga kiri, lalu keluar lewat telinga kanan “ itulah salah satunya kalimat keluhan yang sering kami dengarkan dari para orang tua, sepertinya memang mereka sudah dianggap angin lalu oleh anak-anaknya. Mengapa bisa demikian? apakah karena masa sekarang ini anak-anak memang sulit diatur dan tidak mau diatur ? Siapa yang salah dalam hal ini ? anak-anak atau orang tuanya ? ataukah lingkungan dan jaman sekarang ini yang harus dipersalahkan? Unsur kesalahan memang ada pada beberapa pelaku atau pengaruh tersebut diatas, tetapi yang paling bersalah adalah orang tua dalam hal ini. Banyak orang tua tidak dapat memperhatikan dengan seksama perkembangan anak-anaknya pada saat anak tersebut berusia 5 s/d 18 tahun. Mengapa demikian ? ya, karena beberapa hal berikut yang biasanya terjadi : 1. Pada masa anak berusia tersebut, orang tua sedang sibuk meniti karier / mengembangkan usahanya 2. Pada saat anak mulai berusia 5 tahun, konsentrasi perhatian tertuju pada adiknya apabila memiliki anak lagi. 3. Orang tua lebih mempercayakan perkembangan kepribadian anak pada sekolah / guru-gurunya. 4. Orang tua memiliki obsesinya sendiri akan masa depan anaknya, dikarenakan cita-cita orang tua yang tidak tercapai. 5. Orang tua selalu menganggap anaknya paling hebat, paling pintar, paling suci dan paling baik. 6. Orang tua tidak cepat mengarahkan dengan benar sedini mungkin apabila anaknya memiliki sifat negatif. 7. Orang tua hanya bisa marah kepada anaknya tanpa memberikan penjelasan dibalik kesalahannya 8. Orang tua hanya bisa berteori / berbicara tanpa ada praktek nyata yang bisa dikihat oleh anak-anaknya. Masa anak-anak usia 5  s/d 18 tahun adalah masa dimana anak belajar mengenal sesuatu, mengenal lingkungannya, mengenal arti bersosial, mengenal keluarga dan mengenal dirinya berbanding dengan harapan beserta cita-citanya. Disinilah sebenarnya periode emas bagi orang tua untuk lebih mengenal perkembangan anaknya sehingga dapat mengidentifikasi potensi yang terdapat pada anaknya tersebut. Suatu periode yang menguatkan hubungan emosi antara orang tua dan anak, sehingga pondasi kebenaran yang ditanamkan orang tua akan terpancang dengan baik pada saat anak-anak memasuki usia dewasa. Disinilah Brand Personality / Jati diri anak akan dapat terlihat dan bertumbuh sesuai dengan potensi yang ditanamkan penciptanya pada saat dikandungan dan semakin bertumbuh menghasilkan buah di bidangnya masing-masing dengan maksimal sehingga bisa memberi arti dan dinikmati rasanya bagi setiap manusia di bumi ini. Apabila pondasi hubungan emosi yang terbangun di usia tersebut dapat dilakukan, maka tidaklah mungkin seorang anak tidak mendengarkan setiap arahan orang tua seperti curhat orang tua yang sering kami dengar. Marilah kita sebagai orang tua lebih memperhatikan anak-anak kita, terutama di periode emas perkembangan pertumbuhan dan kepribadian mereka. Bangsa yang besar adalah bangsa yang setiap individunya dapat mengenali jati diri mereka masing-masing untuk dipakai bagi kemajuan bangsa !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun