Mohon tunggu...
Wildy Silitonga
Wildy Silitonga Mohon Tunggu... Pegawai Pemerintah Non PNS -

"mulailah dengan fakta bahwa\r\nanda masih hidup hari ini..."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seekor Burung Pipit...

16 Maret 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...

seekor burung melayang turun dari antara pepohonan,

lalu mengatur tubuhnya di tepi tempat makan burung yang saya buat tadi. Saya melihatnya dengan penuh kepuasan mematuki makanan yang saya sediakan. Tidak lama kemudian dia terbang ke sebuah pohon, memiringkan kepalanya di satu sisi, lalu tertidur.

Diatasnya langit mendung digelayuti awan kelabu akan tetapi si burung pipit tidur lelap. Tanpa memperdulikan tempat tinggalnya untuk esok hari. Tanpa memikirkan tempat makannya berikutnya. Seekor burung pipit mungil, bergantung tenang pada sebatang ranting. Dan menyerahkan yang lainnya pada Tuhan.

...

Setangkai bunga bakung mekar dihalaman depan, dihadapanku sore ini. Saya melihatnya penuh kepuasaan, walau ntah bagaimana bisa mekar disana dengan indahnya, terselip diantara pagar kayu yang sudah lapuk itu. Menantangku dengan yang ada diteras rumah sore ini.

Diatasnya langit mendung digelayuti awan kelabu, akan tetapi si bunga tetap tidak tunduk. Tanpa memperdulikan apa yang akan terjadi nanti, esok atau kapanpun. Tak takut layu atau malah jadi gugur, di tetap tenang disisi pagar kayu tersebut. Dan meyerahkan segalanya pada Tuhan.

…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun