Curahan Hati Seorang Sahabat....
Miris rasanya ketika sebuah ucapan tak layak dilontarkan kepada seorang manusia. Kenapa rasa sakit itu diciptakan dan harus di rasakan oleh setiap manusia?? Siapa yang harus aku jadikan panutan untuk menuju hidup yang lebih baik? Memang benar tidak setiap niat baik diterima baik oleh orang dan tidak semua alasan diterima pula oleh akal.
Untuk kesekian kali dalam hidup aku untaikan keluhan-keluhan klasik sebagai manusia. Entah hidupku ini untuk apa? Jika selalu begini dan harus berkeluh kesah entah apa yang bisa aku lakukan. Ingin rasanya ku tuliskan kisah penuh tawa, riang, dan gembira namun jiwaku saat ini tak mendukungku untuk membuat tulisan semenarik itu. Aku bukanlah seorang pujangga yang mampu membuat tulisan-tulisan indah yang penuh makna terdalam. Aku hanya seorang manusia yang entah harus berkeluh kesah pada siapa sementara apa yang aku ucapkan tak pernah didengar.
Jiwa seperti apakah aku ini? Hanya mampu memendam rasa dalam hati dan menuangkan dalam tulisan tanpa makna. Emosi yang begejolak tak mampu membuatku merasa lebih tenang. ketika sumpah serapah menyertaiku dari mulut seorang ibu terhadap anaknya dan doa untuk kebaikan orang terlontar dari mulut yang sama dan ibu yang sama terdengar olehku, menangis rasanya hati ini. Kenapa untuk seorang anak kandungnya seorang ibu tega mengucapkan kutukan demi kutukan dan sumpah kehancuran untuk anaknya sedangkan untuk seseorang yang telah mencuri barang pribadi ibuku dan orang yang telah menyakiti ibuku terucap doa yang sungguh mulia “semoga Allah mengampuni orang itu dan semoga orang itu menjadi orang yang soleh”. Rasanya hidup ini sungguh tak bermakna menjumpai hal-hal yang tidak pernah ingin aku rasakan.
Kadang ingin aku pergi jauh sejauh mungkin hingga bumi ini melumatku dan juga beban di pundakku, tapi aku sadar fikiran seperti itu sangat tidak mendidik. Seolah jiwaku tak luput dari dosa yang berani berharap segera menemui sang pencipta tanpa memikirkan dosa-dosa yang belum aku bersihkan.
Apakah kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya mampu memberikan sumpah dan kutukan kepada anaknya. Apakah orang tua baik ayah maupun ibu pantas berucap sesuatu yang tidak pantas dilontarkan untuk anak-anaknya?? Kalau hal seperti itu memang pantas apa boleh buat karena aku hanyalah seorang anak yang orang tuaku sendiri tidak pernah bangga terhadap aku… ingin rasanya aku teriak sekencang-kencangnya agar aku mampu bersugesti bahwa bebanku berkurang walaupun hanya sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H