Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Berinteraksi Dengan Generasi "Z"

18 Mei 2023   19:14 Diperbarui: 20 Mei 2023   00:11 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman Berinteraksi Dengan Generasi "Z"

Kita tahu penggolongan generasi itu ada yang disebut Baby Bomer, X, Y (milenial) dan yang terakhir disebut generasi Z. Setiap generasi memiliki karateristik yang berbeda baik pemikiran maupun tujuan hidup mereka. Dengan perkembangan pengetahuan yang sangat cepat maka mereka sangat mudah mengakses informasi, yang membentuk mereka untuk meraih masa depan. Yang mana belum tentu semua informasi yang diperoleh adalah benar. 

Untuk itu sebagai orang tua dalam menghadapi generasi Z, sangatlah berbeda dengan era masa kita. Generasi Z sangat kreatif, inovasi dan kaya akan informasi. Dan jika mereka ada dalam lingkup keluarga, maka orangtua perlu menempatkan diri secara tepat, ketika berkomunikasi dengan mereka.

 Jika dulu kita banyak diarahkan oleh orang tua kita, namun sekarang kita harus memahami posisi anak. Dalam hal ini kita menjadi pendengar dan mengarahkan secara tepat, tanpa mengurangi semangat mereka untuk tetap maju. Inilah kenyataan generasi Z yang oleh penulis sangat unik dan perlu penanganan secara baik oleh keluarga dan lembaga pendidikan.

Cerita dalam tulisan ini merupakan pengalaman penulis berinteraksi dengan generasi Z yang merupakan anak baptis penulis.

“Anilee gimana pendapatnya tentang Capres ( Calon Presiden)”, seketika kaget dengan pertanyaan Shalom. Shalom adalah anak baptis penulis yang baru saja duduk di meja  makan setelah selesai berenang di apartemen tanggal 12 Mei 2023. Sontak saya balik bertanya kenapa tanya demikian? Dijawab, yach memang ini topik interes, lagi hangat dibahas dimana mana.

Anak baptis adalah anak yang diteguhkan dalam iman percaya Kristiani dimana seorang anak dalam keluarga akan ditumpangkan berkat oleh seorang Hamba Tuhan atau disebut Pendeta. Pada saat diserahkan di gereja dalam ritual pembaptisan maka ada saksi dari keluarga terdekat yang disebut orang tua serani yaitu bapa (bapak) serani dan mama (ibu) serani atau disingkat ani, sehingga saya disapa Anilee. Atau dengan kata lain ibu serani adalah ibu rohani.

Shalom sedang berenang ( dokumentasi pribadi)
Shalom sedang berenang ( dokumentasi pribadi)

Kembali ke pertanyaan Capres, saya lalu membuang pertanyaan balik kepada Shalom, seberapa pentingkah Capres bagi Shalom? Yach, interest aja. Anilee! oh seharusnya jangan menjawab demikian! tangkis saya.

Sini Anilee mengajarkan Shalom, untuk berhitung waktu soal pencapresan. Jika tahun 2024 adalah lonceng penanda regenerasi Kepemimpinan Nasional maka hari ini Shalom kelas berapa dan umur berapa? Kelas X, Anilee dan umur 15 tahun, jawab Shalom. 

Artinya jika terpilih, Capres kedepan akan bekerja dalam kurun waktu 2024-2029 maka pada saat selesai jabat kira-kira Shalom sudah selesai kuliah yach! 

Menurut Anilee, seharusnya Shalom Ezra Alecsa Priscilla Sinay Pelajar Kelas X Salemba Advent School Jakarta Pusat menjawab, ketika ditanya kenapa interes dengan Capres!, jawabnya, yach karena sejak sekarang saya harus menyiapkan diri dengan sejumlah kompetensi yang ada karena ketika lulus maka lapangan pekerjaan akan sangat kompetitif baik di tingkat nasional maupun global.

Hari itu, Shalom disamping mengunjungi saya dan berenang  sebenarnya hendak berdiskusi tentang Lomba Olimpiade Kedokteran Dasar Pelajar Indonesia yang akan diikutinya.

Begitu juga terpilihnya dia sebagai Penyiar Podcast yang akan diluncurkan oleh pihak sekolahnya. Dari seleksi Penyiar Podcast, Shalom terpilih untuk membawakan sejumlah paket acara dengan rencana narasumber yang telah di usulkan. Dan bahkan menurutnya akan dikontrak membawa acara Podcast sekalipun telah lulus. Hingga ada penggantinya.

Perbincangan hari itu menjadi seru, ketika berdiskusi dengan ibunya Shalom. Bagaimana berhadapan dengan seorang anak yang sudah terhitung generasi Z.

Disampaikan sang ibu, Shalom bercita-cita menjadi dokter gigi dan berniat hendak melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan memburu beasiswa.

Di samping itu saat ini, Shalom gencar mengasah kemampuan 3 bahasa asing yaitu Inggris, Spanyol dan Belanda.

Wouw! kemampuan bahasa, salah satu indikator kompetensi dalam pergaulan global di bidang literasi. Adapun keterbatasan yang ada membuat Shalom autodidak belajar bahasa dan dibantu dengan lagu dan film di TV, seandainya hendak melatih conversation, ibunya mengajak ke lokasi tertentu seperti ke mall dan lainnya.

Saking kuat impiannya maka sekalipun baru kelas X, Shalom memberanikan diri mengikuti Olimpiade Kedokteran Dasar Pelajar Indonesia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Olimpiade Nusantara pada tanggal 14 Mei 2023.

Twibonnize Olimpiade Kedokteran Dasar Pelajar Indonesia (dokumentasi Shalom)
Twibonnize Olimpiade Kedokteran Dasar Pelajar Indonesia (dokumentasi Shalom)

Untuk itu betapa penting orangtua mendorong, jika seorang anak telah berjuang untuk menguasai salah satu bahasa apalagi dilakukan secara autodidak.

Oleh sebab itu, ijinkan penulis menyarankan orangtua yang melihat anaknya belum menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris, harus diarahkan baik secara autodidak atau melalui kursus.

Semua ini dapat sangat membantu mengingat banyak literasi dalam bahasa asing yang perlu mereka pelajari ketika hendak kuliah dan masuk dalam lingkup kerja.

Selain itu untuk mewujudkan harapan dan cita-cita anak, maka kita dapat mengarahkan dalam mencari informasi baik tentang jurusan sesuai passion maupun dukungan pendanaan.

Sumber-sumber pendanaan saat ini sangat banyak dan bervariasi serta dapat diperoleh dari negara tujuan yang ingin mereka pilih dalam melanjutkan kuliahnya. Oleh karena itu orang tua sudah harus mempersiapkan aspek ini agar anak bisa lancar dalam melanjutkan pendidikannya.

Namun bagi orangtua yang kurang beruntung, sejak dini sudah harus mencari sumber-sumber pendanaan dalam hal ini beasiswa yang disediakan negara atau sponsor dengan tujuan yang sama.

Salah satu upaya dari Shalom yaitu menginisiasi diri untuk pergi ke kantor Lembaga Pengelola Dana Pendidikan ( LPDP) di Cikini. Berani bertaruh untuk masa depannya maka kantor LPDP di Cikini didatangi tanggal 4 April 2023 guna mencari informasi soal beasiswa kedokteran jika mengambil di kuliah luar negeri.

Ternyata jawaban admin bagi Shalom, kelihatan susah jika mengajukan beasiswa kedokteran untuk memilih kuliah di universitas luar negeri.

Apa moral dari sharing sore ini, bahwa pemberitaan soal Capres begitu luar biasa di berbagai media dan diberi reaksi oleh seorang pelajar umur 15 tahun yang belum memiliki hak pilih. Apakah seorang anak harus berpolitik?

Apa cita rasa dan visi Capres 2024-2029 tentang hak anak? Mungkin jauh sekali dari sejumlah ruang debat politik yang terbangun di media mainstream maupun medsos.

Selamat Shalom untuk interestmu, tetapi Anilee berharap pedulimu adalah peduli tentang spesifikasi dan kompetensi apa yang harus kau miliki - menyongsong Indonesia 2030. Karena waktu itulah tangga awal kariermu setelah lulus kuliah nanti.

Menutup tulisan ini, penulis hendak membagi tips dalam berinteraksi dengan generazi Z aalah  sebagai berikut :

1. Memahami “passion” anak

2. Menjadi pendengar yang baik

3. Berilah jawaban dan arahan yang tepat atas pertanyaan mereka

4. Mendukung dan menjaga komunikasi dengan si anak dalam pertumbuhannya

Selamat Shalom, Tuhan Memberkati perjuanganmu, nak! LL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun