Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Asesmen Pendidikan oleh Orangtua pada Anak

3 April 2023   19:13 Diperbarui: 3 April 2023   19:28 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Joy Sela dan Samuel Sohilait - Pelajar Sekolah Lentera Ambon ( dok. Adolf Sohilait)

Dream Building : Pengalaman  Asesmen Pendidikan Oleh Orang Tua Pada Anak

Di tahun 2020 dalam interval seminggu saya harus mendatangi Ambon untuk 2 agenda penting. Disela waktu di rumah tua ( istilah orang Ambon pada rumah asal keluarga), saya menyempatkan diri mengumpulkan 2 keponakan kami. Sekedar berbincang dan menanyakan apa cita-cita mereka kedepan. Mungkin dapat disebut sebagai kegiatan dream building. 

Saat itu  keponakan yang tertua  sudah duduk di kelas 9 SMP Lentera Harapan Ambon dan adiknya berada di SD Lentera Harapan kelas 6. Saya katakan  bahwa dalam seminggu kedepan kita buat sebuah games yach ! dream building. Caranya silahkan ambil secarik kertas setiap hari dan bubuhkan 5 pekerjaan yang nantinya akan kalian jalani dalam hidup. Tulis dalam urutan prioritas 1-5 dan simpan dalam laci meja belajar kalian. Ingat tidak boleh menyontek kertas hari sebelumnya. Pada hari ke-7 kita akan mengeluarkan semua kertas yang disimpan sambil mendiskusikan apa yang ditulis kalian berdua.

Seminggu berikutnya saya kembali ke Ambon. Sesuai janji, kami bertiga kumpul di meja makan karena kebetulan ada sebuah papan whiteboard yang dipasang di dinding ruang makan.

Sang adik dipersilahkan  maju ke whiteboard dan menulis semua yang ada pada 7 carik kertas yang diambil dari laci meja belajarnya. Sontak saya kaget karena dalam seminggu itu, si adik yang biasa kami panggil Joy, menulis menjadi dokter (as a doctor) pada urutan pertama mulai hari pertama hingga hari ketujuh. Dideretan bawahnya, agak bervariasi yaitu ingin menjadi artis, penyanyi, ahli matematika,  model, desainer dan sebagainya.

Saatnya si kakak, yang kami sapa Memi, mempresentasikan tulisan dikertasnya. Dalam seminggu Memi hanya bisa menorehkan 2 carik kertas. Sambil menulis hari pertama dan kedua menjadi seorang dokter dan pilot pada urutan teratas. Yang mencengangkan di bagian bawah tulisan dokter dan pilot didapati berbagai macam hal yang sangat berbeda dengan apa yang ditulis sang adik Joy. Tertera impian Memi ingin membuat Ambon terkenal, ingin memiliki group band sendiri, ingin jalan-jalan dan lain sebagainya. Kecuali impian pertama maka tulisan dibawahnya tertuang apa yang dalam dalam Bahasa Inggris disebut bukan I am a….., but I want to be…… 

Kemudian terjadilah diskusi mulai dari Joy, kembali berdiri dan diminta untuk menjelaskan pertanyaan saya. Mengapa mau menjadi dokter, adik Joy? Spontan dijawab ingin membantu banyak orang. Lagi-lagi saya menyanggah apakah untuk membantu banyak orang hanya dokter? 

Bukannya ada banyak profesi yang juga bisa membantu banyak orang?. Pikir saya, jangan-jangan Joy terinspirasi oleh tantenya. Karena ketika hamil hinggal melahirkan, ibu mereka sedang melanjutkan pendidikan S2 di Makassar dan salah satu tantenya adalah seorang dokter kandungan. Ditangkis oleh Joy, oh seng! ( dialek ambon artinya tidak), kata papa jadi dokter bisa membantu banyak orang!.

Gambar 2. Twibbonize Kemenpppa Hari Anak Nasional 2021 – Joy Sela Sohilat ( foto dok.Ryan Palenewen)
Gambar 2. Twibbonize Kemenpppa Hari Anak Nasional 2021 – Joy Sela Sohilat ( foto dok.Ryan Palenewen)

Kini giliran Memi  maju ke papan dan menjelaskan mengapa hanya ada 2 carik kertas selama  7 hari dan coba dijelaskan hal-hal yang tertulis, imbuh saya. Segera Memi menjawab , "Tante Lee - Memi sulit pikir", jadi apa yang ada hanya bisa menulis 2 hari. Tulisan dibawahnya pada hari selanjutnya karena belum capai 5 maka Memi menulis dibawah urutan hari pertama dan kedua.Ha ha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun