Kebanyakkan orang mengenal yahudi hanya sepintas. Dalam komunitas Yahudi memiliki beragam komunitas. Dimana komunitas ini memiliki perbedaan dalam aturan,tata cara dan tradisi dalam beribadah. Komunitas Yahudi orthodox sebagai contoh ada komunitas yahudi Askenazi,Separdim,Chabad Lubavitch chasidic, Breslev Chasidiv ,dll. Perbedaan komunitas Yahudi yang di kepalai oleh Rebbe dan para rabbi-rabbi. Pemikiran dan pemahaman setiap Rebbe -rebbe dan Rabbi-rabbi yang berbeda menjadikan pilihan mana yang paling cocok. Tak heran ketika hari Shabbat ataupun perayaan Yahudi banyak Yahudi yang berjalan cukup jauh untuk berada di Synagogue yang sesuai dengan pilihannya. Walaupun berbeda jika penganut Yahudi berada di komunitas yang bukan menjadi pilihan pelaksanaan ibadah di sesuaikan dengan mayoritas komunitas tersebut.
Perbedaan komunitas berdampak pada perbedaan aturan , tata cara maupun tradisi dalam menjalankan ibadah.Dalam beribadah menurut orthodox , Chasidic orthodox serta Haredim, wanita dan pria menempati tempat berbeda. Posisi keberadaan yang berbeda ini tergantung kondisi tempat ibadah. Ada kalanya wanita berada di posisi bersebelahan dengan pria hanya berbatasan dengan sekat, ada kalanya wanita berada di belakang pria berbatasan dengan sekat maupun wanita berada di balkoni dan pria berada di bawah. Dalam pembacaan doapun memiliki bermacam perbedaan hanya pada doa berbahasa Aramaic memiliki persamaan. Pada pembacaan kitab Taurat maupun kitab lainnya memiliki persamaan hanya pada penafsiran memiliki berbagai macam tafsir sesuai dengan pemikiran rebbe-rebbe, rabbi-rabbi maupun orang yang berada dalam komunitas.
Jika berada dalam komunitas lain tentunya mengikuti aturan , tata cara maupun tradisi yang menjadi mayoritas di komunitas tersebut. Sebagai contoh, saya penganut Chasidic Chabad Lubavicth yang sedang berada di komunitas Orthodox Askenazi tentunya saya mengikuti komunitas Askenazi walaupun dalam melaksanakan ibadah tetap berdoa mengikuti keyakinan Chabad Lubatvich tetap saya tak merubah kondisi komunitas mayoritas. Sering kali berbeda komunitas berada di synagogue yang berbeda karena undangan acara Bar/Bat Mitzvah, pernikahan, ataupun lainnya. Dalam satu keluarga keturunan Yahudi banyak yang memiliki perbedaan komunitas. Begitu juga dengan tingkatan spiritual. Setelah anak-anak saya menjadi dewasa setelah Bar Mitvah saya menghargai perbedaan yang menjadi pilihannya begitu juga dengan anak saya tak memaksa saya mengikuti apa yang menjadi pilihan mereka, walaupun kami memiliki komunitas sama Chasidic Chabad Lubatvich,contohnya dalam makanan yang mengandung susu dimana untuk saya kosher sudah cukup namun untuk anak saya perlu kosher Cholov Israel. Tentunya saya menyediakan semua yang menjadi pilihan mereka maupun mengikuti aturan dalam urusan masak memasak. Begitu juga dengan banyak hal lainnya yang memiliki aturanyang tak sama. Pada intinya kebenaran keyakinan yang sesungguhnya hanya G-d yang tahu. Tak ada seorang manusiapun yang benar tahu mana yang benar keyakinan berdasarkan kepercayaan Yahudi.
Dalam kepercayaan Yahudi chasidic Orthodox wanita tidaklah menjadi imam pada pelaksanaan ibadah. Pria adalah imam sedangkan tugas wanita sebagai rumah bagi keluarganya. Wanita mengurus anak dan suami. Namun demikian tidak berarti bahwa wanita berada di bawah suami ataupun memiliki ilmu terbatas, justru wanita harus pintar, karena generasi selanjutnya berada di tangan wanita. Para wanita aYahudi meletakkan pondasi dasar untuk regenerasi. Begitu juga wanita yang berada di samping suami, siapa suami akan di nilai dari wanita yang berada di sebelahnya maupun wanita yang menanamkan pondasi dasarnya.
Sekolah sekolah Yahudi yang bukan menjadi rabbi-rabbi agama, merupakan sekolah campuran anak-anak komunitas. Dalam pelaksanaan ibadah pada sekolah Yahudi, tergantung dari mengimami ibadah. Jika anak dari komunitas Separdim , tata cara ibadah menurut Separdim hanya bagi anak-anak yang bukan dari komunitas Separdim akan melakasanakan ibadah berdasarkan pilihannya. Begitu juga guru agama yang mengajar tergantung dari komunitas mana guru itu dan akan mengajara berdasarkan yang di ketahui, dan murid yang memiliki komunitas berbeda tentunya mengikuti kelas guru hanya mereka belajar sesuai komunitas dengan guru dari komunitasnya di jam setelah pulang sekolah. Pada umumnya secara garis besar komunitas berlainan saling mengetahui aturan, tata cara maupun tradisi. Belajar dari ke aneka ragaman di dunia yang mana Maha Pencipta menciptakan semua dalam banyak perbedaan adalah merupakan cara untuk menghargai perbedaan. Seperti buah durian sama bentuknya memiliki rasa ,warna buah, warna kulit yang berbeda walaupun memiliki nama sama durian, begitu juga dengan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H