Mohon tunggu...
Leu walang
Leu walang Mohon Tunggu... Mahasiswa - El-habib

Petualangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Atap Wisma Djakfar

7 Januari 2024   03:53 Diperbarui: 7 Januari 2024   06:28 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saidmahendra.sekretariathmicab.semarang/Dokpri

    

Dewi Sarti adalah nama sebuah jalan di sampangan, tempat  insan cita berlalu-lalang. Pagi jalanan itu rame dengan pengguna kendaraan maupun  pejalan kaki yang mungkin lagi mencari keringat atau sekedar melihat-lihat suasana pagi setelah pergantian tahun. Walaupun pagi itu rame tapi sebenarnya bukan hanya di tanggal pagi itu, sudah menjadi hal biasa jalanan itu rame karena memang itu jalanan umum yang biasa di lalui oleh anak-anak muda yang hendak ke kampus dan sekolah , bapak atau ibu yang hendak ke pasar, pegawai daerah dengan mobil plat merah yang hendak ke kantor, hingga petani yang hendak balik dari ladang nya. 

Wisma Djakfar nama sebuah gedung, rumah yang dalam kisahnya penuh dengan romantisme ilmu pengetahuan. Di atapnya anak-anak muda menitipkan harapan, mengais mimpi dari diskusi, membaca, hingga merencanakan aksi.  Dalam kisah romantismenya, wisma Djakfar selalu memiliki kisah tersendiri. Namun akhirnya romantismenya tersendat pada sebuah harapan semu, hingga hampir di matikan dengan racun atas nama perubahan.

Sedikit di atas menggambarkan dewi sartika dan wisma Djakfar, yang sebenarnya bukan sekedar nama jalan dan nama gedung, lebih dari pada itu adalah kisah romantisme Hijau hitam yang nasibnya hitam putih. Dewi Sartika adalah pengagum yang melihat kedalam diri wisma Djakfar sebagai objek yang menyedihkan. Sedari lama dewi sartika menatap wisma Djakfar dengan sedikit perasaan kasihan. Wisma Djakfar yang sedari dulu dalam bayangan dewi sartika adalah basis kultural yang gagah berani, kaya akan konsep ilmu pengetahuan. Sedikit demi sedikit, hari demi hari mulai di ragukan oleh Dewi sartika. 

Dewi Sartika menatap kedalam mata wisma Djakfar lalu bertanya dalam hati, mengapa? dia "wisma Djakfar" yang sekarang selemah ini!! bukankah iya paling semangat di setiap jamannya?, mengapa wisma yang sekarang tak lagi mendengar teriakan minta tolong? Padahal di sepanjang tubuh ini aku mendengar teriakan-teriakan itu, bahkan dalam hati mereka aku masih mendengar nya. 

Rupanya tidak cukup pertanyaan yang di lontarkan dalam hati. Dengan spontan Dewi Sartika bertanya dengan nada yang sedikit lebih keras kepada wisma Djakfar.

Wisma Djakfar ! Mengapa semakin hari aku melihat mu semakin melemah tak berdaya?, apakah kamu sedang sakit atau memang kamu tidak bisa lagi melawan rasa malas mu?...

Wisma yang sedari tadi menyadari kegelisahan Dewi Sartika dan sedikit merasa terpojokkan dengan pertanyaan Dewi Sartika, langsung menjawab dengan nada yang sedikit terbata-bata. Dewi, seandainya sedari lama kamu tau penyakit ku mungkin saja kau akan merasa lebih kasian bercampur emosi. 

Akhir-akhir ini aku memang lemah, sebenarnya aku mendengar teriakan-teriakan itu tapi tubuh ku berat untuk melangkah. Aku yang sekarang hampir tak berdaya, umur ku semakin tua, mungkin semasa mudah aku terlalu banyak mengeluarkan energi hingga resikonya ku tanggung sekarang "lemah dan tak berdaya". 

Dewi Sartika yang tidak puas dengan jawaban "wisma Djakfar" langsung kembali berkata ah.. umur mu tidak terlalu tua-tua banget, justru menurut saya semangat mu yang di masa dulu seharusnya menjadikan mu semakin semangat hari ini. Bagi saya, energi yang kamu keluarkan dahulu adalah investasi bagi tubuh mu yang seharusnya menjadi kan mu lebih kuat hari ini. Jadi bukan umur mu yang makin tua!! tapi ada hal lain yang mungkin kamu sembunyikan dari saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun